هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “ He is the First and the Last, the Evident and the Imman...

Dialah Yang Awal Dialah Yang Akhir

 

هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
He is the First and the Last, the Evident and the Immanent: and He has full knowledge of all things.” (Q.S Al-Hadiid: 57)

Orang yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga muslim mungkin tidak pernah meragukan bahwa Dia adalah Yang Awal dari yang terawal sekaligus Yang Akhir diantara yang paling akhir. Tapi kukira sedikit sekali yang benar-benar mengerti kebenaran macam apa yang sedang mereka deklarasikan.

Come on! Bagaimana mungkin kalian menerima mentah-mentah kebenaran yang belum kalian cermati ini? Bagaimana mungkin dia yang awal sekaligus yang akhir? Bagaimana mungkin sifat yang bertentangan berkumpul dalam satu dzat? Dia bukan setengah jelas setengah samar! Dia bukan hanya 100% zhahir sekaligus 100% bathin. Dia MAHA ZHAHIR sekaligus MAHA BATHIN! Macamana pulak itu?

Dalam bahasa matematika, hal ini seperti mengatakan bilangan paling ujung kiri di garis bilangan (minus infinity) sama dengan bilangan paling ujung kanan di garis bilangan (infinity).

Ini seperti mengatakan: jika kita dapat cukup cepat mencacah setiap bilangan di sebelah kanan angka 0, yakni 1, 2, 3, dan seterusnya hingga angka terjauh di garis bilangan, maka kita akan tiba di barisan bilangan negatif ditutup dengan -3, -2, -1 dan berakhir di angka 0. Bisakah kalian membayangkan itu?

… 

Hal ini tentu tidak mudah diterima bagi orang yang tak pernah tahu bahwa garis bilangan ternyata tidak lurus. Persis seperti orang-orang zaman dulu yang gak tahu bahwa bumi ini bulat, tak terbayangkan oleh mereka bahwa mereka yang terus berjalan ke arah Timur kelak akan kembali ke titik asal dari arah Barat.

Tapi inilah kebenarannya! GARIS BILANGAN ITU TERNYATA MELINGKAR!

Sulit diterima? Mau bagaimana lagi, kalian kan sudah sejak kecil menjadi murid mereka yang belum melihat kebenaran utuhnya (aku juga sih sebetulnya). Tapi berusahalah memahaminya, karena saat ini sejumlah siswa MAN 2 Model Medan yang sedang berlomba dalam ajang pencarian moslem young researcher Kemenag tidak hanya telah memahami hal ini tapi juga sedang mencoba memahamkan teman-temannya mengenai hal ini.

Jika ternyata ia melingkar, mengapa kita tidak dapat melihat kelengkungannya? Jawabannya adalah karena jari-jari kelengkungannya sangat besar. Kalian tentu tahu bola itu sebuah bola karena jari-jarinya cukup kecil. Tapi kalian harus melihat bulat dari jarak sejauh ini untuk melihat kelengkungannya. Jika bulan itu diletakkan hanya beberapa centimeter di depan mata kalian (atau lebih tepatnya kalian yang diletakkan di bulan), bagaimana mungkin kalian melihat kelengkungannya?

Secara matematis hal ini diisyaratkan oleh beberapa fungsi yang nilainya mendekati infinity pada saat-saat tertentu seperti f(x) = 1/x dan f(x) = tan(x). Hanya saja, aku butuh kertas dan pulpen jika kalian ingin benar-benar mendapat gambaran utuhnya.

Riemann, matematikawan yang telah memberi definisi integral juga telah sejak lama mengajukan model serupa untuk garis bilangan. Kalian yang tertarik dengan teorinya boleh googling “Riemann Sphere”.

Jika kalian telah mengerti apa yang sedang kubicarakan tapi belum mendapatkan gambaran bagaimana itu terjadi, berdoalah karya ilmiah remaja siswa-siswa ini lolos dan mendapat dukungan sehingga mereka bisa mulai membuat alat untuk membantu menyingkap kelengkungan garis bilangan ini untuk kalian.


… sehingga akhirnya kalian dapat melihat bahwa ternyata minus infinity = infinity. Seperti halnya 0, ia tidak positif tidak juga negatif. Sehingga dengan ini, sekarang kita punya dalil aqli atas BERKUMPULNYA SIFAT-SIFAT BERLAWANAN PADA DZAT YANG TIDAK TERBATAS.

Lebih jauh, dengan memahami hal ini kalian pun nanti akan dapat melihat bahwa ternyata Dia tidak sejauh yang kalian kira. Wa fi anfusikum afala tubshirun? (bersambung di bagian berikutnya)

#filsafatmatematikaislam