Sore tadi, sepulang dari membimbing siswa menyusun karya ilmiah mengenai ilusi lurusnya garis-garis dimensi, sebuah pemahaman masuk ke dalam...

Persamaan Ilahi: 0 x Tak Hingga = Tak Tentu

persamaan ilahi hauqolah tak hingga x 0 = any scientificamerican.com

Sore tadi, sepulang dari membimbing siswa menyusun karya ilmiah mengenai ilusi lurusnya garis-garis dimensi, sebuah pemahaman masuk ke dalam benakku mengenai selapis dari makna-makna terdalam kalimat Laa haula wa laa quwwata illa billah. Anugerah ini membuatku yang biasanya tak pernah bisa tenang menulis di rumah terpaksa membuka laptop dan melimpahkan aliran deras anugerah ini ke dalam anak sungai kecil yang kini sedang kalian baca.

Hanya saja, sungai kecil ini tidak kusajikan untuk semua orang. Berhentilah membaca jika satu-satunya hal yang kalian senang menghitungnya hanya uang. Berhentilah juga membaca jika kaki-kaki akal kalian sudah hampir lumpuh karena lama tidak digunakan dan kalian lebih suka membiarkannya begitu. Karena kita akan mulai pembicaraan ini dengan angka-angka.



Kalian masih membaca? Baiklah, kukira kalian telah mengerti resikonya. Berhentilah kapanpun jika kalian mau.

Dalam matematika, kita mengenal sepuluh angka (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) dan tak berhingga banyaknya bilangan. Disebutkan tak berhingga karena setiap kali kita menyebutkan sebuah bilangan selalu saja ada bilangan lain yang lebih besar dari bilangan itu. Jika kita sebut 10 masih ada 11. Jika kita sebut 1000 masih ada 1001. Jika kita sebut satu yang diikuti sejuta angka nol, maka selalu ada sebuah bilangan lain yang lebih besar satu dari bilangan itu dan sebuah bilangan yang besarnya dua kali dari bilangan itu. SINGKATNYA, kita tidak dapat menyebutkan berapakah bilangan terbesar itu. Adapun yang dapat kita lakukan hanyalah memberinya sebuah nama: TAK HINGGA (dalam bahasa inggris: infinity).

Tak hingga ini bisa didapat dengan membagikan 1 dengan 0. Tentu bisa dipahami, semakin kecil pembagi semakin besar hasilnya. Alhasil, ketika pembaginya adalah 0 maka besar hasilnya adalah tidak terbayangkan. Jika kalian suka memahami ini dengan cerita, bayangkanlah 

 

Saya hendak membagi enam buah kue, kepada semua mahasiswa di kampus saya. Saya menyuruh mereka semua berbaris memanjang dan meminta mereka menyepakati berapakah jumlah kue yang mereka harapkan dari saya. Ketika misalnya mereka bersepakat menjawab “dua”, maka saya pun mulai membagi kue yang saya punya dalam kantong-kantong plastik.

Ketika saya membagi dua kue pertama pada mahasiswa pertama maka kue saya tinggal empat.

6 – 2 = 4

Sejauh ini, satu orang sudah saya penuhi harapannya. Kemudian ketika saya membagi kepada orang kedua, kue saya tinggal dua.

4 – 2 = 2

Ketika, saya membagi dua kue terakhir saya kepada orang ketiga, sisa kue saya tinggal…

2 – 2 = 0

HABIS!

Sampai di sini, jumlah orang yang saya penuhi harapannya adalah tiga. Jadi kita boleh tulis:

6 ÷ 2 = 3

Apa yang terjadi jika jumlah yang mereka harapkan adalah 0?

Jika demikian, saya hanya perlu membagikan plastik kosong pada tiap orang untuk memenuhi harapan mereka. Maka dari itu, sampai orang ke seratus pun, saya akan tetap punya cukup kue untuk melanjutkan pembagian. Karena …

6 – 0 = 6

6 – 0 = 6

6 – 0 = 6



Dan saya bisa terus mengulanginya tanpa batas, berapa pun jumlah mahasiswa yang berbaris di sana.



Itu semua dapat secara singkat ditulis dalam bahasa matematika…

6 ÷ 0 = (tak hingga)

Dan kalian dapat dengan mudah mengganti 6 menjadi anything atau anynumber dan hasilnya tetap sama. Jadi…

a ÷ 0 = (tak hingga) infinity

a ini adalah singkatan dari anynumber yang dalam bahasa matematika disebut bilangan tak tentu, suatu bilangan tunggal yang mewakili berapapun nilai yang kamu maksud (selain nol). Dalam bahasa arab a inilah maksud kata Ahad.

Ketika kamu berkata “laisa wahidun fil fashl” there isn’t one in the class, kamu masih disebut jujur jika ternyata there is two or three (students) in the class.

Tapi ketika kamu berkata “laisa ahadun fil fashl” there isn’t anyone in the class, kamu akan disebut berbohong jika ternyata ada dua, tiga atau berapa siswa pun dalam kelas. Got it?

Kok jadi membahas makna kata Ahad? Kembali ke topik utama. Karena a : 0 = infinity. Maka a = 0 x infinity.

Nah persamaan yang terakhir inilah yang mengantarkan kita pada selapis dari makna-makna terdalam dari Laa haula wa laa quwwata illa billah yang saya maksud. 0 x infinity = a

Atau dalam bahasa kita, “nol dikali tak hingga sama dengan tak tentu”. Einstein sendiri menyebut persamaan ini sebagai persamaan ilahi. Bagaimana bisa?

Coba bayangkan kalian hendak mengisi penuh sebuah bak kosong dengan sebuah gayung kecil. Berapapun kecilnya gayung itu, tentulah setelah saat-saat yang melelahkan bak tersebut akan terisi penuh. Mungkin butuh 100 kali tuang (0,01 100 = 1). Mungkin butuh 1000 kali tuang jika gayungnya lebih kecil (0,001 1000 = 1). Dan mungkin butuh 1.000.000 kali tuang jika gayungnya diganti jadi sendok (0,000001 1000000 = 1) Tapi yang pasti bak itu akan terisi penuh, terisi 100%.

Tapi bisakah kalian bayangkan jika gayung yang disuruh tuangkan oleh kalian ke dalam bak itu ternyata kosong? Kalian mungkin telah menuangkannya 100 kali, 1000 kali atau sejuta kali tapi jangankan penuh, isi bak itu bertambah pun tidak. Kenapa? Karena 0 + 0 + 0 + 0 + 0 + … = tetap saja 0.

0 x 100 = 0

0 x 1000 = 0

0 x 1.000.000 pun = 0

Tapi 0 = anynumber. Tidak hanya 1 yang berarti penuh, ketika dikali dengan (tak hingga), 0 dapat menjadi berapapun bilangan yang Dia inginkan. Ya berapapun yang Dia inginkan, bukan kamu. Karena kita tahu pasti kamu tidak punya cukup kekuatan untuk menuang terus tanpa batas. Kalau cuma sejuta kali atau semilyar kali kamu mungkin bisa tapi (tak hingga) adalah bilangan dengan asosiasi kekuatan yang jumlahnya tak terbatas, maka seperti yang kukatakan berapapun yang Dia inginkan.

0 x infinity = anything

Adalah persamaan penciptaan. Dimana suatu ketiadaan (0) hanya dapat berubah menjadi ada (anything) ketika ia mendapat sentuhan kekuataan tanpa batas ( ) atau dalam bahasa kita, kekuatan ilahi. Kita mungkin bisa mengubah suatu bentuk menjadi bentuk yang lain. Misalnya seperti 2 + 2 + 2 = 6. Tapi hanya Dia yang bisa menciptakan apapun yang ia mau dari ketiadaan, persis ketika 0 + 0 + 0 + 0 + … dst = 4 atau 5 atau berapapun yang Dia mau.

0 x infinity = anything

Adalah persamaan hauqolah. Dimana 0 itu adalah perlambang kita yang laa haula wa laa quwwata ini. Sedangkan adalah perlambang illa billah. Bukankah anything we do sebenarnya deklarasi dari pernyataan ini? Bukankah Dia telah berjanji bahwa Dia adalah penolong siapapun yang (menyatakan) tidak punya penolong lain selain Dia? Tak pernahkah sekali pun dalam hidup kalian membuktikan kebenaran janjiNya ini? Cobalah akui bahwa laa haula wa laa quwwata (0) diri kalian lalu tegaskan bahwa semua itu semata hanya milik Dia yang memiliki kekuatan tanpa batas ( , illa billah. Lalu saksikan bahwa anything may happen. Jika beruntung kalian akan melihat hal-hal di luar kebiasaan. Persis seajaib 0 + 0 + 0 + 0 + … = 5 atau mungkin lebih ajaib lagi.

Sebenarnya masih ada makna lain yang lebih dalam bisa ditarik. Tapi dalam hal ini, aku hanya akan berkata senada dengan Ali bin Abi Thalib dan Abu Hurairah: Dalam agama ini ada hal-hal yang jika kusampaikan, orang-orang akan menyebutku zindiq dan bahkan mungkin hendak memenggal kepalaku. Ilmu yang disampaikan pada yang tidak ber-haq menerimanya tentu hanya akan jadi fitnah (cobaan) bagi mereka. Dan apakah yang lebih pantas bagi seseorang membocorkan rahasia selain hukuman?

Maka ambillah yang menjadi bagian kalian. Ikuti setelah saya. Laa haula wa laa quwwata illa billah.