Revolusi industri memungkinkan sekelompok kecil orang mempekerjakan dan mengatur ribuan bahkan jutaan orang. Tidak heran setelahnya persenta...

Agama dalam Bahasa Pekerja


Revolusi industri memungkinkan sekelompok kecil orang mempekerjakan dan mengatur ribuan bahkan jutaan orang. Tidak heran setelahnya persentase orang yang berstatus sebagai karyawan meningkat pesat. Jika budak-budak yang dikuasai para pebisnis zaman dulu tidak dapat dihitung sebagai karyawan, maka kukira persentase karyawan kita saat ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah.

Jika para pekerja itu juga diharapkan hidup dengan suatu cara tertentu oleh suatu agama, maka sebaiknya ada seseorang yang dapat menyampaikan agama itu kepada para pekerja itu dalam bahasa mereka. Hal itu agar para pekerja itu dapat lebih mudah memahami apa yang dikehendaki agama itu atas mereka dan mengapa mereka sebaiknya hidup berdasarkan tataannya.

Amat disyukuri! Agamamu tidak butuh diterjemahkan ke dalam bahasa pekerja. Itu karena ia memang turun dalam bahasa para pebisnis dan pekerja. Sekarang perhatikan, apakah kisah ini terdengar asing?

Seorang karyawan yang memandang dirinya bodoh ditugaskan untuk berangkat ke suatu perkampungan di luar kota dan mewakili bosnya melakukan suatu pekerjaan. Akomodasi si karyawan sejak tiba di sana hingga masa kembalinya telah ditanggung oleh perusahaan.

Karena yang diwakili adalah si bos, kata-kata si karyawan bodoh ini didengarkan dan karenanya ia mempunyai kekuatan untuk mengambil keputusan. Besarnya kekuasaan yang ia miliki terkadang membuatnya ragu apakah dirinya hanya seorang karyawan atau seorang bos. Tetapi surat tugas yang disimpannya di dalam laci, akomodasi yang diterimanya setiap hari serta gaji besar serta bonus-bonus, berupa mobil dan rumah mewah serta pelayan-pelayannya, yang telah dijanjikan saat pulang nanti menyadarkannya kembali.

Ketika tiba saatnya pulang, si karyawan dipanggil menghadap si bos. Dengan berkas LPJ yang bersih, dia mantap ia berdiri di hadapan bosnya. Tapi bukannya membuka berkas berisi laporan pertanggungjawaban itu, si bos malah ngajak si karyawan ngobrol sambil santai ngopi. Ternyata bos telah menerima berita-berita tentang kinerja positif si karyawan dari para ajudannya selama di luar kota sehingga dia putuskan untuk tidak lagi menanyai si karyawan.

Pada saat itu, ditunaikanlah gaji dan bonus-bonus yang telah dijanjikan. Dan diberikan pula kepada karyawan itu kejutan yang tidak disangka-sangkanya sebelumnya.

Karyawan itu adalah kamu sendiri. Sang Rabb adalah Allah. Walaupun seringnya diartikan sebagai Tuhan, Rabb juga dapat berarti bos/majikan. Bukankah kamu adalah khalifah (pengganti)-Nya di muka bumi?

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui"" (QS. Al-Baqarah: 30)

Perkampungan itu adalah dunia ini. Perhatikanlah betapa jauhnya perkampungan dari kemewahan fasilitas-fasilitas di kota. Persis dengan ketidaknyamanan hidup di dunia ini kan? Meskipun begitu, sebagaimana akomodasi telah disedia perusahaan bagi karyawan tadi, Allah pun telah menjamin segala keperluanmu di dunia ini.

 وَقُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۖ وَلَكُمْ فِى ٱلْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ

"Dan Kami berfirman: 'Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan'." (QS. Al-Baqarah: 36)

Penduduk kampung yang ditundukkan kepadamu adalah seisi bumi ini. Bukankah Dia telah berfirman:

هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

"Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Baqarah: 29)

Allah pun menggunakan kata upah (ajr) sebagai balasan suatu perbuatan baik. Hanya saja saat ini kata yang lebih sering digunakan sebagai terjemahannya adalah ‘pahala’. Dan Dia menggunakan pula kata-kata seperti transaksi jual beli dan bisnis.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَىٰ تِجَٰرَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?" (QS. Ash-Shaff: 10)

Bersambung ke Agama dalam Bahasa Pengusaha