Tampilkan postingan dengan label Karir. Tampilkan semua postingan
Kemarin entah bagaimana terputar dalam kepalaku lagu Virgoun, “Kamu adalah bukti. Dari cantiknya paras dan hati.” Kemudian aku berpikir apak...
Suatu hari ada seorang akhwat mengirim kepada saya, seperti ini: "Saya sebentar lagi lulus. Setelah ini berpikir untuk mempersiap...
Haruskah Perempuan Bekerja untuk Setara dengan Laki-Laki?
Suatu hari ada seorang akhwat mengirim kepada saya, seperti ini: "Saya sebentar lagi lulus. Setelah ini berpikir untuk mempersiapkan diri menjadi ibu rumah tangga jika menikah. Namun orang tua saya melarang, sebab mereka bilang jika istri tak berpenghasilan sendiri, nanti hidupnya bisa diinjak-injak suami. Jadi, bagaimana seharusnya?"
foto hanya ilustrasi Di Mojokerto, seorang laki-laki telah cukup lama berpacaran dengan seorang perempuan. Laki-laki itu cukup baik. D...
Haruskah Membahagiakan Orang Tua Sebelum Menikah?
![]() |
foto hanya ilustrasi |
Di Mojokerto, seorang laki-laki telah cukup lama berpacaran dengan seorang perempuan. Laki-laki itu cukup baik. Dia tidak mengambil yang bukan haknya selama pacaran. Dia bahkan menabung sebagian gajinya hingga cukup untuk menyelenggarakan pernikahan. Betapa beruntung perempuan itu tapi alangkah sialnya si laki-laki ketika lamaran itu akhirnya ia ajukan, si perempuan malah menjawab:
Jelas negeri kita sudah banyak berubah dibandingkan dengan keadaannya dulu ketika korespondensi Kartini pertama kali diterbitkan. Dulu...
Menikah atau Berkarir?
Jelas negeri kita sudah banyak berubah dibandingkan dengan keadaannya dulu ketika korespondensi Kartini pertama kali diterbitkan. Dulu tidak pernah ada seorang perempuan yang bertanya: “Bagaimana cara mengejar mimpi berkarir di gedung yang tinggi tanpa menelantarkan anak di rumah?” Tapi sekarang pertanyaan itu muncul bahkan mengemuka.
Sejak Raden Ajeng Kartini menerbitkan bukunya, Habis Gelap Terbitlah Terang, seakan-akan muncul sebuah cahaya baru yang menerangi sea...
Emansipasi Kebablasan
Sejak Raden Ajeng Kartini menerbitkan bukunya, Habis Gelap Terbitlah Terang, seakan-akan muncul sebuah cahaya baru yang menerangi seantero nusantara dan mengangkat derajat kaum perempuan. Cahaya itu bernama Emansipasi Wanita yang istilahnya terus digaung-gaungkan hingga sekarang.
Tadinya perempuan itu dianggap rumahan, kerjanya hanya dapur-sumur-kasur. Ada yang menganggap seorang istri hanya sebagai pelengkap rumah dan aksesoris pria dewasa yang harus dimiliki agar tidak malu ketika teman-temannya bertanya. Beberapa sastrawan mengabadikan potret itu dalam karya-karya yang mengundang simpati. Sebenarnya para wanita ini tidak mengharap banyak, hanya perhatian dan kasih sayang dan dipergauli dengan baik tapi tak ada yang mengingatkan kaum lelaki waktu itu. Akibatnya terasa hingga sekarang.
Langganan:
Postingan (Atom)
Mari Terhubung
Jika kamu sudah baca satu atau dua tulisanku, hubungilah aku. Aku suka berdiskusi dan menjawab pertanyaan.