Buku yang kutargetkan terbit sebelum semester ini dimulai hampir-hampir tidak membiarkanku bersantai di waktu-waktu yang tidak kupakai untuk...

Agama dalam Bahasa Narapidana

belajar agama dari buronan dan narapidana

Buku yang kutargetkan terbit sebelum semester ini dimulai hampir-hampir tidak membiarkanku bersantai di waktu-waktu yang tidak kupakai untuk mengajar. Tapi sudah tiga pekan tulisan baru tidak kuterbitkan jadi kukira aku harus keluar dari penjara rutinitas ini dan menulis sesuatu.

Aku pernah berkata bahwa hadits, “dunia adalah penjara bagi orang beriman” tidak akan dipahami oleh ustad lulusan pondok pesantren sebaik narapidana memahaminya. Itu karena pada umumnya lulusan pondok pesantren tidak punya pengalaman apapun tentang penjara. Kata temanku, untuk memahami sesuatu sebaik-baiknya, kamu harus bertanya pada ahlinya. Dan mengenai penjara ini, para narapidana adalah ahlinya.

Alhamdulillah, aku belum pernah berurusan dengan penjara apapun selain rutinitas duniawi dan penjara cinta, eaa... Tapi aku kenal orang-orang yang pernah singgah bahkan mendekam di dalamnya. Kukira aku mendapat banyak wawasan dari mereka dan wawasan itulah yang hari ini akan kubagikan padamu.

Pertama, tidak seorang pun betah di penjara. Bagaimana pun nyamannya suatu penjara dibuat, seorang yang terpenjara tetap menantikan kebebasan. Ketika Nabi berkata bahwa dunia ini penjara bagi orang beriman, Nabi ingin kamu tahu bahwa di luar sana terdapat orang yang sungguh-sungguh beriman, yaitu orang yang amat tidak sabar menanti kebebasan mereka dari segala keterbatasan nikmat dunia ini, dari segala aturan yang berlaku di penjara ini dan dari sampah masyarakat yang menghuni lembaga pemasyarakatan yang kita sebut dunia ini. Nabi ingin kamu menjadikan dirimu sendiri orang yang sungguh-sungguh beriman dengan merindukan saat-saat bebasnya kamu dari penjara bernama jasad ini.

Kedua, orang-orang yang tinggal di penjara tahu bahwa teman-teman mereka bukan orang yang tanpa cela jadi mereka tidak terkejut saat menerima perlakuan buruk dari teman satu sel mereka. Orang beriman tahu bahwa di dunia ini dihuni oleh orang-orang yang memang diciptakan Allah penuh salah dan dosa jadi mereka tidak berharap banyak dan tidak banyak kecewa. Mereka hanya berusaha menunjukkan sikap baik dan berharap Allah akan memberikan remisi.

Ketiga, terpidana mati biasanya tidak tertawa hingga nyawanya melayang di tiang gantungan. Jika kamu benar-benar orang beriman yang menyadari bahwa dirimu hanya sedang menunggu giliranmu untuk disembelih malaikat maut, kamu tidak akan banyak tertawa seperti ini.

Itulah beberapa dari wawasan yang kudapatkan dari mereka. Semoga wawasan yang mereka berikan itu memberi manfaat bagi diriku dan dirimu juga. Kalaupun kamu kesulitan memberitahu dirimu bahwa kamu hanyalah seorang yang sedang mendekam dalam penjara, setidaknya berlakulah seperti seorang yang namanya berada dalam daftar pencarian orang. Bukankah kamu punya catatan hitam dan masa lalu yang kelam?

Seorang buronan tidak punya harapan apapun selain catatan hitamnya dihapus dan namanya dibersihkan dari daftar pencarian orang. Sama sekali tidak ada dalam benak mereka harapan untuk memiliki rumah mewah dan fasilitas wah. Jika kamu punya keinginan selain dosamu diampuni atau bahkan dihapus oleh Allah, itu berarti kamu tidak menganggap dirimu termasuk orang-orang yang punya catatan hitam. Dan kukira seorang buronan seperti diriku ini tidak layak untuk bersikap seperti itu.