Masalah kepadatan penduduk telah menjadi semakin menyulitkan sejak terbatasnya luas tanah di permukaan bumi kita ini. Zaman dulu ketik...

Siapa yang Gak Mau Menikah Muda?

KB dan nikah Muda dua anak tidak cukup banyak anak banyak rezeki
Masalah kepadatan penduduk telah menjadi semakin menyulitkan sejak terbatasnya luas tanah di permukaan bumi kita ini. Zaman dulu ketika orang masih sedikit KB tidak muncul. Bahkan pernah tercatat dalam rekor ada seseorang yang punya lebih dari 100 istri, bayangkan berapa kecamatan yang bisa dibuat dari anak dia saja?


Kepadatan penduduk inilah dasar dibuatnya KB (keluarga berencana). KB dibuat untuk menjaga populasi manusia tetap segitu-segitu saja, tidak bertambah. Inti ajaran yang ditekankan KB adalah,


Memperlambat Usia Nikah
Diharapkan dengan memperlambat usia nikah laju pertumbuhan penduduk yang eksponensial bisa lebih rendah koefisiennya. Yang tadinya manusia terus bertambah tiap 15 tahun sekali, sekarang dibuat jadi 20 atau 25 bahkan kalau bisa 30 tahun sekali.

Untuk melancarkan urusan ini, banyak hal yang mereka perbuat, pertama dengan menyebarkan isu betapa sulitnya untuk menjadi dewasa yang matang yang siap mendidik anak, kedua membuat jenjang pendidikan yang cukup lama supaya bisa menahan hasrat berkeluarga dan lain-lain.
Dua Anak Cukup
Dengan menjaga cukup dua anak. Populasi manusia diharapkan tidak bertambah. Jadi ketika si orang tua dua-duanya mati, hanya akan ada dua manusia lagi di dunia, yaitu si anak. Dan begitu seterusnya. Masalah menjaga jumlah anak ini sebetulnya cukup krusial sehingga mereka tidak bisa banyak memaksa. Bagaimana pun buat anak adalah hak setiap pasangan yang sudah menikah. Terserah mereka mau berapa.

Ada pun cara-cara yang mereka lakukan untuk mensosialisasikan ini adalah dengan menyebarkan banyak video, iklan dan acara televisi tentang adegan seorang perempuan yang mengeluh tidak ingin punya banyak anak, karena takut repot. Sungguh penghancuran karakter ganda. Hebat juga ya.

Saya sebenarnya setuju, kita harus menjaga populasi kalau alasannya lahan. Tapi apakah tidak ada cara lain? Masalahnya apa? Masalahnya adalah saya khawatir KB hanyalah politik. KB hanyalah salah satu politik yahudi untuk mengurangi populasi manusia (coba ingat, mereka menganggap kita bukan manusia, hanya mereka yang manusia jadi semua kita ini harus dimusnahkan), terutama islam. Sementara agama lain terus mencetak banyak anak untuk memperbanyak umatnya, kita disuruh membatasi jumlah anak.

Coba lihat China? Berapa banyak jumlah mereka di seluruh muka bumi ini? Banyak kan? Bukankah itu suatu politik yang bagus untuk menguasai dunia dengan menyebarkan semua anak-anak kita di seluruh dunia? Jangan sampai hanya kita yang berniat menjaga populasi tapi orang lain terus membuat bumi penuh dengan ras mereka? Itu sama saja dengan mengurangi persentase orang islam doang, sementara masalah kepadatan penduduk tidak terselesaikan juga. Usaha KB yang sia-sia kan jika dilakukan orang islam?

KB ini juga bertentangan dengan islam itu sendiri. Islam menganjurkan seseorang segera kawin jika mampu untuk menghindari maksiat. Namun Indonesia bukanlah negara islam. Mereka lebih suka Zina seperti Ariel Noah yang terkenal lagi ketimbang orang yang menikah dua seperti Aa Gym yang tak laku lagi sejak isu poligaminya. Dengan adanya anjuran memperlambat menikah oleh KB kita dipaksa masuk ke lingkungan yang menganggap nikah muda adalah aneh. Kita dipaksa masuk ke lingkungan yang suka berpacaran.

Mereka yang berpacaran sebenarnya tidak salah, sejak organ reproduksi mereka aktif sebenarnya mereka sudah dianggap layak oleh alam untuk berkembang biak dan menikah, wajar jika mereka punya rasa suka dan tertarik, maka sudah seharusnya mereka menikah. Tapi negara kita melarangnya dengan lingkungan sekolah dan pendidikan dan cemoohan. Orang yang nikah muda malah dianggap gak mampu menahan nafsu dan diejek, sementara mereka sendiri berzina dengan pacarnya. Kalau saya sendiri justru salut dengan orang yang punya keberanian menikah muda di lingkungan Indonesia seperti ini.

Kembali ke masalah kepadatan penduduk. Saya rasa masih banyak cara lain menangani kepadatan penduduk kalau pun masalah itu memang ada. Masalah kepadatan penduduk hanyalah alasan yang dibuat-buat. Alasan memang akan selalu ada dalam dunia politik. Tinggal bagaimana media memilih informasi yang disampaikan pada masyarakat, maka masyarakat akan ikut. Ini seperti SBY dan amien rais yang hancur oleh media. Juga seperti norman kamaru. Sebenarnya SBY juga punya kelebihan dan kekurangan. Tinggal apakah media suka atau tidak pada SBY, jika media berpihak padanya, maka hanya berita baiklah yang ia sampaikan pada kita, jika ia tidak lagi menyukainya maka ia memberitakan berita jeleknya saja, walaupun lebih banyak bagusnya tapi sebagus apapun seseorang pasti ada jeleknya, media tinggal membesar-besarkannya saja.

Lagi, contohnya begini. Ada banyak alasan atas keterpurukan Indonesia. Ada alasan A ada alasan B. Anggaplah alasan A adalah kegagalan SBY tapi sebenarnya alasan yang lebih kuat adalah alasan B. Tapi karena media punya kepentingan menghancurkan SBY supaya calon presidennya punya lebih sedikit saingan. Lebih baik ia kambing hitamkan saja SBY daripada menyalahkan alasan B.

Begitu juga soal kepadatan penduduk. Saya yakin masih ada penyelesaian lain seperti, pembangunan ke atas seperti apartemen dan gedung2 podomoro group itulah. Tapi karena yahudi pingin mempersedikit populasi manusia maka lebih baik, mereka salahkan saja hasrat bikin anak manusia. Maka terciptalah KB.