Jika kalian menyadari, setelah blog ini bangkit dari kematian, warna tulisan-tulisanku lebih filosofis ketimbang sebelum kematian itu. Itu m...

Kata Mereka: Otak Kamunya Aja yang Ngeres! Benarkah?

laki-laki seperti kucing garong gak bisa dipercaya kalaupun lehernya dipenggal ikannya gak akan kembali

Jika kalian menyadari, setelah blog ini bangkit dari kematian, warna tulisan-tulisanku lebih filosofis ketimbang sebelum kematian itu. Itu mungkin sekali dipengaruhi oleh isu-isu yang kudapat dari sekitarku dan pertambahan usiaku sendiri. Karena mungkin ada sebagian di antara kalian yang merindukan pembahasanku tentang perempuan, nikmatilah yang satu ini.

Pada tahun 2020, aku menemukan satu postingan youtube dari kanal USS FEED berjudul „Selebgram Bacain DM Cowo-Cowo Nakal“

Selain diajak untuk mendukung segera disahkannya undang-undang dengan nama manis Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual, dalam video itu penonton juga dibujuk untuk tidak lagi menyalahkan perempuan yang membuka aurat saat terjadi pelecehan tapi lebih fokus pada pembenahan otak laki-laki yang saat ini dianggap rada ngeres (walau tak semua).

Video itu mendapat dukungan yang cukup luas. Itu sebabnya ketika aku berkomentar (yang tentunya tidak sejalan dengan arah persuasi video itu), beberapa orang ikutan diskusi.

PENULIS LEPAS
Saat seseorang kecurian: ORANG LALAI: fokus pada dosa orang lain. "Kamu pasti akan terima balasan perbuatanmu." ORANG SADAR: fokus pada kesalahan diri, "ini peringatan dari Allah. Pasti si rusak ini datang karena dosaku sendiri. Apa aku kurang sedekah ya? Apa pakaianku belum sesuai petunjuk Allah ya?"

Fokus masalahnya adalah: apakah manusia tahu apa yang terbaik bagi dirinya? Siapa yang berhak menentukan batas sopan dan tak sopan? Laki-laki atau perempuan? Kita hari ini atau kita di masa lalu atau kita di masa depan?

Tidak ada yang tahu apa yang terbaik bagi manusia selain penciptanya sendiri.

Ketika manusia merasa lebih tahu batas kesopanan, merasa lebih tahu cara berpakaian DARI Tuhan yang menciptakan dia, tak heran ini semua terjadi.

Lebih parah lagi, saat ini sebagian manusia merasa memiliki dirinya sendiri. Who said that you own yourself? You are owned, either by your own selfish desire or by God.


HISHEA
wow! gue hargai pendapat lo. tapi, agama juga ngajarin toleransi. stop ngatur mereka mau berpakaian seperti apa dan bahkan bilang “manusia kayak udah yang paling tau sampai ngatur bajunya sendiri daripada tuhan” omg this is so ew for me. kalo gitu gue tambahin ya. manusia kayak udah yang paling bener aja sampai gegayaan jadi perwakilan tuhan buat “ngingetin” sana sini tanpa respectful ke orang lain. this is lit ;)


PENULIS LEPAS
@hishea saya ga pantes mewakili Dia buat ngajak orang. Tapi agama adalah nasehat, siapa yg suka ambil, yg ga suka terserah dia. Laa Ikraha fid diin. Kata Allah "tiada paksaan dalam agama" Lha terus kenapa saya mengingatkan orang lain? Jawabannya bukan karena saya ngerasa lebih bener dari orang lain. Tapi karena itu perintah Dia juga. Kalau kita harus sempurna dulu untuk boleh ngingetin orang, tentu ga ada yang bisa ngingetin siapapun karena ga ada manusia yang sempurna kecuali para Nabi. Nabi terakhir sudah diutus dan karena Nabi tidak diutus lagi, tanggung jawab untuk saling mengingat telah Allah limpahkan kepada umat ini. Dalam surah Al-Ashr disebutkan kita semua rugi kecuali yang beriman dan beramal shaleh dan SALING MENGINGATKAN DALAM KEBENARAN DAN KESABARAN.

Karena sadar saya ini banyak kekurangan, saya mengingatkan orang lain agar suatu saat orang lain juga dengan sukarela mengingatkan kesalahan saya.

Kita ini sifatnya sering lupa. Setan tak pernah berhenti mengajak pada keburukan dan mengaburkan batas kebenaran, jika kita tidak saling mengingatkan, apa jadinya kita?

Terima kasih telah ikut berdiskusi dengan baik saudariku


MRS ADE
@PenulisLepas mas itu yg kerudungan jg ad yg dilecehkan lo. Saya pun berkerudung jg pernah mengalami pelecehan. Lagipula, tdk semua perempuan d dunia ini muslim, jgn paksakan apa yg mas percaya utk mereka juga.


PENULIS LEPAS
@Mrs Ade ya benar. Yg kerudungan juga ada.

Terus pertanyaan saya, jika ikan yang udah ditutup pake tudung saji pun masi sering dicolong kucing garong, apakah sebaiknya kita biarkan saja ikan itu terbuka di atas meja?

Saya hargai yang beda pendapat. Di sini saya hanya bertukar pikiran. Kata Allah "tiada paksaan dalam agama"

Setiap orang bebas pilih jalannya. Tugas kita hanya membantu mereka memutuskan apa yang menurut mereka lebih baik dengan diskusi sehat.

Kalau ada cara diskusi saya yg kurang pas ingatkan ya...


STEVE D.E
@PenulisLepas analogi macam apa itu? Kucing garong g punya nalar dan itu yg bedain mereka dgn manusia, jelas kita harus tutup wadahnya supaya ikannya g dicuri, kan g mungkin kita negosiasi sama kucing yang g bisa bedain mana mencuri mana izin mana minta, jadi kita yang bertindak sebagai manusia yg punya akal. Kalo masih berpikir seperti itu, masalahnya g akan selesai. Misalnya semua wanita di bumi ini udh ketutup dari atas sampai ujung kaki. Tp kalo kitanya masih gk bisa menggunakan akal sehat, akan tetep terjadi pelecehan² seperti ini gak akan pernah berhenti. Jgn victim blaming ya. Gua sebagai cowo juga ngerti pelecehan begitu itu salah, g ada masalah dari cara berpakaian. Gua pribadi jujur kalo liat instagram terutama artis² luar yg pakaiannya sedikit kebuka gak terlintas di pikran gua untuk macem macem. Itu semua mindset bro/sis/siapa lah.


PENULIS LEPAS
@SteveD.E saya percaya mas ini baik. Senang mengetahui mas bukan salah satu manusia berotak kucing garong itu. Setidaknya suspectnya sudah berkurang satu orang.


HISHEA
@PenulisLepas, hai tapi jangan sampai menghakimi orang lain ya. Tuhan mengajarkan kita untuk saling mengingatkan, but let’s talk about the truth, orang-orang jaman sekarang nyaris selalu menghakimi di balik kata “saya cuma mengingatkan kok”. cukup ingatkan secukupnya apalagi kepada strangers. we have the thing called manners. manners itu juga wajib dijaga dan diterapkan dalam kehidupan mas. bukan cuma sekedar hal-hal seperti “mengingatkan”. disini saya bukannya bilang kalau mengingatkan itu ga penting / salah ya. but we have manners. kalau seseorang merasa ga nyaman atas peringatan yang kamu kasih, stop it. ga semuanya yang baik bagi kamu, juga baik buat orang lain.


PENULIS LEPAS
@hishea yup begitulah keadaan orang jaman sekarang.

Soal nyaman ga nyaman orang lain, saya kembalikan pada hati yg mendengar. Saya baik sangka mereka suka diingatkan sebagaimana orang yang hampir tertabrak senang didorong walau harus terjatuh dan luka-luka (karena yang penting ia jadi selamat).

Saya berusaha sebaik mungkin agar pendengar saya tidak merasa tidak nyaman. Tapi kalaupun kepedulian ini membuatnya tidak nyaman, maka saya rela menelan semua sumpah serapahnya olehnya asalkan ia mendapat pesannya dan selamat karenanya.

Sampai di sini, adakah yang tersinggung atau ingin menyumpah serapah? Saya ikhlas

Setelah itu diskusinya tidak berlanjut. Nah, kukira kalian sudah mendapatkan inti yang hendak disampaikan. Kita tidak menafikan bahwa pelaku pelecehan salah dan harus dihukum. Tapi karena fokus utama kita adalah menyelamatkan perempuan yang mungkin menjadi korban berikutnya maka sangat baik jika solusinya kita tanyakan pada Yang Paling Mengetahui tentang manusia dan siapa lagi Dia jika bukan Yang Menciptakan. Karena itu kututup tulisan ini dengan kutipan Farhan dalam novelku Cerita Caca, "Kalaupun kucingnya dipenggal, apa kamu pikir ikan yang dia makan bisa kembali?"

Kamu mungkin ingin ikutan komentar? Tautannya kuletakkan di sini ya...
Selebgram Bacain DM Cowo-Cowo Nakal