Jika Tuhan hanya satu, mengapa ada banyak agama? Bismillahir rahmanir rahim. Tulisan ini adalah jawaban dan penjelasanku atas pertanyaan itu...

Mengapa Ada Banyak Agama?

kenapa di dunia ini ada begitu banyak agama

Jika Tuhan hanya satu, mengapa ada banyak agama? Bismillahir rahmanir rahim. Tulisan ini adalah jawaban dan penjelasanku atas pertanyaan itu. Aku bisa saja menjawabnya secara singkat tapi kalian tentu lebih suka mengerti ketimbang sekadar tahu alasannya. Jadi, aku akan mulai bercerita. Pada zaman dahulu…


Dahulu sekali, sebelum kemunculan manusia, kehidupan, bumi, big bang, bahkan sebelum hukum-hukum fisika mengkristal dalam lautan kemungkinan tanpa batas, satu-satunya yang ada hanyalah Dia.

Jangan buru-buru bertanya siapa yang kumaksud Dia! Saat itu huruf dan suara pun belum digunakan untuk menamai dan mengenali benda-benda. Karena keterbatasanmu, kamu hanya bisa mengenali sesuatu dari kebalikannya. Ambil selembar kertas origami berwarna hijau, tunjukkan pada seorang balita dan katakan padanya “ini hijau”. Besar kemungkinan balita itu akan menyebut semua kertas origami sebagai “hijau”. Untuk memperkenalkan hijau secara benar, kamu perlu mengambil kertas origami lain yang warnanya bukan hijau dan berkata, “ini hijau, ini kuning” Nah, kukira sekarang kamu mengerti, memberi nama bagi Dia itu bukan sesuatu yang dapat dilakukan saat itu.

Dengan kehendak-Nya yang agung, Dia berkehendak untuk dikenal bahwasanya “Tiada di alam ini sesuatu yang seindah dan seagung Dia”, atau lebih tepatnya: “sejatinya tiada apapun selain Dia”. Maka Dia memulai penciptaan.

Singkat cerita, Dia menciptakan suatu taman sebagai manifestasi dari kasih sayangnya bagi siapa-siapa yang mengakui kebenaran sejati itu dan menciptakan pula suatu lembah api bagi siapa-siapa yang menolak kebenaran sejati itu.

Lalu, Dia menciptakan langit dan bumi sebagai panggung uji, siapa yang menerima dan siapa yang menolak kebenaran itu. Lalu, …

DIA MENCIPTAKAN MANUSIA

Kamu yang belum beragama mungkin lebih suka jika aku mengatakan alamlah yang menciptakan manusia tapi masihkah relevan menyebutkan alam sebagai pelaku utama jika kita telah memiliki Dia yang telah ada sebelum alam?

Manusia ini dibekali-Nya dengan mata, telinga dan hati agar dengan semua itu manusia dapat mengenali tanda-tanda yang telah Dia letakkan di seluruh alam dan akhirnya mencapai tujuan penciptaannya, yakni mengakui bahwasanya: “Tiada selain Dia.”

DIA MELANTIK UTUSAN-UTUSAN

Kemudian, dengan kasih sayang-Nya, Dia juga menghubungi beberapa orang manusia terbaik dan melantik mereka menjadi pembawa kabar dan utusan-Nya ke atas kelompok mereka masing-masing untuk membimbing orang yang lalai menggunakan mata, telinga dan hatinya yang telah diamanahkan kepadanya dan mengingatkan mereka yang menyalahgunakan semua pemberian itu.

Para pembawa kabar dan utusan dari kalangan manusia itu juga dilengkapi dengan suatu manual book hidup manusia sesuai dengan kondisi sosial mereka pada zaman itu.

Seperti manual book mesin cuci yang baru kamu beli, jika mesin cuci itu kamu gunakan sesuai petunjuk manual booknya, maka ia itu akan awet. Adapun jika mesin cuci itu kamu gunakan sesuka hatimu, maka ia akan cepat rusak dan akhirnya tidak selamat.

Manusia yang setiap komponennya jauh lebih kompleks dari mesin cuci jelas memiliki kebutuhan yang lebih besar atas manual book semacam itu. Bagaimana cara terbaik menggunakan mata, hidung, telinga, lisan, tangan, kaki dan hati ini? Bagaimana cara terbaik merawat semuanya agar dapat bermanfaat lebih lama? Bagaimana cara paling efektif dan efisien mengalokasikan waktu terbatas yang dimiliki manusia? Siapa yang paling layak mendapat perhatian seorang manusia di bumi ini? Semua itu adalah pertanyaan yang seandainya manusia tidak mendapat petunjuk tentangnya, tentulah yang ada hanyalah kekacauan.

Untuk sementara, marilah kita namai cara hidup itu Kepasrahan/Keselamatan. Nama itu berarti siapa yang pasrah untuk mengikuti petunjuk hidup Sang Pencipta yang pengasih dan penyayang maka ia akan selamat, bahagia bahkan mulia, tak hanya kini tapi juga nanti.

DIA MENGUPDATE CARA HIDUP MANUSIA

Pada mulanya Kepasrahan/Keselamatan itulah satu-satunya cara hidup manusia. Tapi sebagian manusia segera dibisiki untuk mengembangkan cara hidup lain, yang kita sebut saja, Hura-hura. Maka sampai di sini kita telah memiliki dua cara hidup di atas dunia ini.

Kemudian manusia beranak-pinak dan hidup dalam kelompok yang lebih besar di tempat yang berbeda-beda. Kelompok yang lebih besar ini menimbulkan dinamika hubungan manusia yang lebih berwarna ketimbang sebelumnya. Sedangkan hidup di tempat yang berbeda-beda ini mengakibat diferensiasi kondisi sosial budaya dalam jangka panjang. Sehingga sebagian dari petunjuk dalam cara hidup Kepasrahan/Keselamatan versi pertama sudah tidak lagi kompatibel untuk masing-masing kelompok pada zaman itu. Maka Dia melantik pembawa kabar lain dari tiap kelompok itu dan mengutus mereka untuk membawa pesan yang sama dalam kemasan cara hidup Kepasrahan/Keselamatan yang disesuai dengan kondisi sosial intelektual masing-masing kelompok. Cara hidup ini kusebut dengan Kepasrahan/Keselamatan 2.0a, Kepasrahan/Keselamatan 2.0b, Kepasrahan/Keselamatan 2.0c.

Ketiga varian cara hidup yang kusebutkan, walaupun tampak berbeda petunjuk-petunjuknya, tapi esensinya sama. Ibarat menyerukan “agak ke kanan!” untuk orang yang berjalan terlalu ke kiri dan menyerukan “agak ke kiri!” untuk orang yang berjalan terlalu ke kanan, walaupun kedua pesan itu kedengarannya berlawanan, tapi esensinya sama.

Ketika sistem sosial dan intelektual manusia berkembang, Dia melantik pembawa kabar lain untuk memperbaharui cara hidup Kepasrahan/Keselamatan itu dengan versi yang lebih up to date. Dan ketika manusia akhirnya berhasil mengembangkan sistem sosial yang lebih kompleks seperti kehidupan berbangsa bernegara, Dia memandang manusia siap untuk sepaket cara hidup terlengkap yang memang sejak awal telah disiapkan untuk kehidupan manusia. Katakan saja namanya Kepasrahan/Keselamatan 5.0.

Tidak seperti versi-versi sebelumnya yang hanya cocok untuk satu kawasan dengan kondisi sosial tertentu, Kepasrahan/Keselamatan 5.0 ini merupakan petunjuk hidup yang kompatibel diterapkan di belahan dunia manapun hingga akhir waktu. Lalu …

BAGAIMANA AGAMA BISA MENJADI SEBANYAK SAAT INI?

Nah, setelah kalian tahu bagaimana cara hidup itu berkembang, ini saatnya kembali pada detail yang sebelumnya kulewatkan. Ketika Dia mengutus seorang pembawa kabar untuk katakanlah meng-update cara hidup Kepasrahan/Keselamatan 3.0 menjadi cara hidup Kepasrahan/Keselamatan 4.0, ternyata tidak semua orang bersedia menerapkan pembaruan cara hidup itu dalam kehidupannya.

Dengan alasan yang kuanggap kurang rasional, sebagian orang lebih memilih untuk melestarikan cara hidup yang sudah kedaluarsa dan meneruskannya kepada anak cucu mereka. Jika kamu tertarik, alasan-alasan itu dapat kamu baca di tautan berikut <link>

Dan ini tidak hanya terjadi pada satu periode tapi terjadi pada hampir setiap periode pembaruan. Itulah mengapa ada begitu banyak agama di dunia ini. Itu juga mengapa agama-agama di dunia memiliki banyak kesamaan, baik kulit maupun isinya.

Itu baru agama-agama yang pada mulanya memang berasal dari Dia (walaupun kemudian isinya terkontaminasi sejak agama itu kedaluarsa). Jika kita menghitung pula agama-agama yang sejak awal memang bukan datang dari Dia, misalnya agama Hura-Hura tadi, maka jumlahnya jadi lebih banyak lagi. Dan jumlah itu masih mungkin untuk bertambah.

BIKIN AGAMA BARU

Jika ada seseorang di antara kalian yang hendak bikin sebuah cara hidup baru yang:
  • Sistem Keyakinannya: 1) Iman kepada Pancasila, maksudnya Pancasila (yang muncul dari diskusi dan sedikit perdebatan Soekarno dkk) adalah satu-satunya sistem keyakinan, cara pandang sekaligus cara hidup terbaik bagi warga negara Indonesia yang hidup dari 1945 hingga hari kiamat. 2) Iman kepada Soekarno dan founding fathers lainnya, maksudnya Soekarno dkk adalah manusia yang dipilih Tuhan sebagai orang orang yang paling tahu tentang bangsa Indonesia pada masa ia hidup, mati dan seterusnya. 3) Iman kepada pemerintah dan aparat-aparatnya, 4) Iman kepada kitab undang-undang aturan pemerintah dan peraturan-peraturan mereka, 5) Iman kepada takdir bangsa Indonesia.
  • Pandangan Hidupnya: 1) Hak Asasi Manusia yang dirumuskan di suatu tempat di barat sana adalah di atas segalanya. 2) Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. 3) Setiap warga negara Indonesia bebas memilih tuhan masing-masing.
  • Aturannya: 1) NKRI tidak boleh dipecah belah kecuali ditentukan lain oleh presiden. 2) Setiap warga NKRI hendaknya menjadikan kepatuhan pada presiden sebagai kepatuhan tertingginya. 3) Warga NKRI dibebaskan untuk membuat sendiri aturannya bahkan merevisi konstitusi jika mereka merupakan mayoritas.
  • Ibadahnya: berupa ritual penghormatan terhadap lambang negara tiap hari Senin dan Hari Raya pada tiap 17 Agustus diikuti dengan ritual mengenang beberapa leluhur disertai ketaatan membayar pajak.
  • Cara masuknya: berteriak “NKRI harga mati! Merdeka atau mati!”

Maka tentulah jumlah agama itu jadi lebih banyak lagi. Jadi, sekarang pertanyaanmu sudah terjawab kan? Bisa kita lanjutkan dengan pertanyaan berikutnya?