Sebagai muslimah yang tidak ingin ketinggalan zaman dan tetap modis, kamu pasti diantarkan oleh Google ke halaman ini saat mencari “B...

Tetap Cantik dalam Hijab Syar'i, Mungkinkah?

tetap cantik dalam hijab syari bella zaskia dan shireen sungkar

Sebagai muslimah yang tidak ingin ketinggalan zaman dan tetap modis, kamu pasti diantarkan oleh Google ke halaman ini saat mencari “Bagaimana tren fashion hijab tahun 2017?” “Tutorial jilbab Fatin” "Hijab Hana Tajima" "Tren Hijab Zaskia Mecca" atau semacamnya.

Menurut kamu, muslimah yang baik adalah muslimah yang selalu menjaga penampilannya agar tidak malu-maluin. Kamu juga senang sekali ketika sekarang jilbab menjadi tren. Kamu teringat dulu harus mati-matian berjuang untuk tetap mengenakan jilbab saat semua teman-temanmu mengejekmu tapi sekarang jilbab telah menjadi gaya sehingga kamu tak perlu malu untuk memakainya. Kamu bahkan bisa bergaya mengenakannya. Sungguh suatu keberuntungan yang luar biasa.


Tren jilbab menjadi semakin hebat ketika Fatin Shidqia Lubis menang kompetisi menyanyi X Factor. Tidak disangka Fatin yang berjilbab bisa jadi artis terkenal. Itu juga menambah keren budaya berjilbab yang semakin gaul saja bentuknya.

Akhir-akhir ini model jilbab yang lebih modern keluar. Jilbab Pashmina bahkan sudah dibuat sinetronnya, jilbab segi empat sekarang bisa dibuat dengan berbagai macam kreasi. Dan semua itu dimulai dari sebuah agenda kecil. Mohon maaf tapi disini saya tidak akan memberikan semacam tutorial tapi sejarah mengapa jilbab bisa menjadi tren. Tulisan ini sudah saya buat beberapa tahun lalu berdasarkan prediksi saya tentang tren jilbab yang sekarang benar-benar terjadi. Jika kamu ingin mengetahui arah tren berikutnya, baca dan jadilah yang pertama tahu. (PERHATIAN! Tulisan ini terpisah dengan tulisan "cara mudah bikin perempuan melepas semuanya semaumu" dan silakan lanjutkan membaca)


Tulisan ini pertama kali dibuat sekitar awal tahun 2011. Pada waktu itu jilbab baru pertama kalinya naik daun. Ya, saat itu kita semua kaget. Betapa tidak, orang yang tadinya agak malu-malu berjilbab tiba-tiba menjadi sangat bangga memakainya. Orang yang tadinya sekedar memakainya karena disuruh sekolah dan orang tua, sekarang jadi mereka pakai kemana-mana seperti semua pakaian mahal lainnya. Dan yang paling hebatnya lagi, anak-anak gadis SMK yang tadinya gak berjilbab sama sekali tiba-tiba jadi pake jilbab. WOW! Pokoknya naik daunnya jilbab ini sangat mengagetkan ketika itu.

Tentu saja sebagai seorang kritikus, pengamat, analis atau apapun kalian menyebutnya, aku langsung bereaksi dan mencari tahu ada apa gerangan di balik semua ini. Dan seperti biasa aku mengetahui jawabannya.

Ternyata jilbab yang mereka pakai bukanlah jilbab yang kualitasnya terlalu bagus. Jilbab-jilbab itu terlalu tipis. Saking tipisnya, kau masih akan bisa melihat bentuk rambut mereka dengan sangat jelas ketika para perempuan ini memakainya. Padahal harusnya jilbab itu bisa menutupi bentuk kepala dan rambutnya. Itulah jilbab yang dimaksud dalam Islam, gak tahu deh mereka pake defenisi jilbab dari agama mana.

Waktu kutanya, ternyata ini tidak sepenuhnya salah mereka. Mereka bilang jilbab yang seperti itulah yang banyak dijual di pasaran, adapun jilbab yang tebal harganya mahal. Ooh, oh, oh.. Jadi para oknum judai itu sudah menguasai pasar jilbab rupanya. Hebat juga mereka ya. Mereka tahu aja otak perempuan yang paling pantang kalau ngeliat bacaan SALE.

Tiba-tiba semuanya menjadi jelas dalam kepalaku. Ini semua bagian dari sebuah skenario besar! Kini aku mengetahui apa yang akan terjadi. Para oknum judai ini sedang merencanakan sebuah agenda untuk mencopot jilbab dari kepala semua perempuan gadis di negeri ini. Mereka punya sebuah cara yang sangat bagus dan terrencana dengan sangat baik. Rencana itu bermula dari kegagalan mereka mencopot jilbab seorang muslimah beberapa tahun lalu.

Suatu ketika seorang gadis remaja lulusan Madrasah Aliyah yang telah terbiasa mengenakan jilbab disuruh mamaknya pergi ke kedai untuk membeli sesuatu. Sebenarnya agak repot memang jika ia harus pakai jilbab tiap keluar rumah, apalagi di siang hari terik begini. Rasanya agak gatal dan panas. Tapi ia sudah terbiasa dan tidak lagi merasa terganggu dengan semua itu jadi dia tetap memakainya. Sewaktu di jalan menuju kedai itu, ia dicegat oleh seorang preman botak, seperti setan yang nampak wujudnya dia membisikkan, “Dek bukankah sekarang hari lagi panas? Bukankah negara kita ini negara tropis? Kenapa tak kau copot saja jilbabmu?” si gadis baik itu pun menjawab, “Nggak bang makasih, walaupun panas tapi jilbab ini perintah agama bang. Aku juga tidak begitu mengerti kenapa agama mewajibkannya, tapi pasti untuk sebuah alasan yang baik. Jadi tidak bang terima kasih. INI PERINTAH AGAMA.” Mendengar jawaban mantap gadis itu si preman botak pun pulang keperaduannya dan meratapi kegagalannya.

Sesampainya di markas penjahat yang terlihat seperti gedung mewah, si botak bertemu dengan preman botak lainnya, hanya saja yang satu ini mengenakan jas, sehingga dia tidak terlihat sepeti preman. Bahkan orang-orang di luar sana mengiranya sebagai orang baik padahal dialah sesungguhnya bos dari semua preman botak di dunia.

“Gimana hasil kerjamu hari ini?” kata bosnya.
“Gagal maning bos.” Kata si botak.
“Lho kok bisa gagal? Gimana cara kamu mencopot jilbabnya?”
Si botak pun menceritakan apa yang dilaluinya hari ini sama si bos. Lalu bosnya bilang,
“Ooohh, jadi kamu yang gak hadir waktu seminar kemarin itu ya?”
“Seminar yang mana bos?”
“Seminar gratis yang kita adain untuk semua preman botak dan pemilik majalah fashion dan produser TV.”
“Iya bos, kayaknya aku gak pernah tahu. Seminarnya tentang apa bos?”
“Bagaimana mencopot jilbab dari kepala seluruh gadis di Indonesia?”
“WOW! Itu profesiku bos? Bisa bos jelaskan ulang?”
“Ck.. ck.. ck.. yaudah. Duduklah.”

Maka si preman botak duduk mendengarkan dan si bos menerangkan sambil sesekali tertawa jahat. Setelah satu sesi yang sangat berharga itu si preman botak merasa terilhami dan mereka berdua menyeringai jahat bersama-sama. (apa yang mereka bicarakan ya?)


Sekarang kita kembali ke gadis MAN berjilbab yang baik tapi agak sedikit bodoh tadi. Tiba-tiba kawan-kawan sekelas si gadis baik tadi jadi berjilbab semua. Dia kaget. WOW! Ada apa ini? Persis seperti reaksi aku kaget waktu pertama menulis tulisan ini. Ia bertanya-tanya ke teman-teman sekitarnya.

TIBA-TIBA NGETREN
Ternyata sekarang jilbab menjadi tren, akhirnya Jilbab Islam menang, akhirnya kita juga bisa diterima masyarakat fashion sebagai sebuah gaya, begitulah pikir mereka. Sekarang para artis di TV dan artis di sinetron sudah rata-rata mulai berjilbab, itulah yang menyebabkan jilbab jadi ngetren. Ditambah lagi, di pasar sekarang dijual jilbab-jilbab murah sepuluh ribu tiga. Memang sih kualitasnya tidak sebagus yang harga normal, dia agak sedikit lebih tipis dari yang biasa, tapi tak apa soalnya selisih harganya jauh banget ama yang biasa.

Tiba-tiba semua kesulitan berjilbab jadi hilang, tidak ada lagi harga yang mahal, tidak ada lagi asa malu untuk memakainya, dan tidak ada lagi rasa gatal, karena kini jilbab menjadi tren. Begitulah para perempuan, mereka tidak akan peduli rasa sakitnya memaki high-hell (eh maksudku high-heel) jika memang itu membuatnya percaya orang menganggap dia lebih cantik.

Seorang lulusan MAN yang mengenakan jilbab karena agama kini tak perlu lagi keberatan dengan semua bebannya karena sekarang jilbab juga merupakan fashion. Orang yang tadinya gak berjilbab pun jadi ikut-ikutan pake jilbab seperti para pejabat yang pakai peci semuanya.

Sebenarnya si gadis MAN agak heran juga, kenapa si preman botak tidak lagi menggodanya hari ini tapi ia berpikir, “mungkin si preman botak udah kabur karena tahu tidak akan berhasil.”

BISA DIPAKAI SECARA CANTIK
Satu tahun kemudian....

Entah bagaimana para desainer ini merancangnya, mereka bisa membuat apa yang dipikir masyarakat tidak cantik menjadi sangat cantik. Kini berkat kreasi para perancang busana, jilbab juga bisa dipakai secara cantik. Sebut saja jilbab model Zaskia Mecca atau Hana Tajima yang sangat manis kelihatannya.

Kini sudah ada begitu banyak model-model jilbab yang baru-baru. Sebenarnya agak aneh kalau pertama dilihat tapi lama-lama cantik juga, pikir si gadis MAN.

Sebenarnya model yang baru ini agak meragukan apakah ia sesuai dengan perintah Islam atau nggak tapi karena semua teman-temannya (yang beginner dalam perihal jilbab ini) memakainya, ia jadi takut merasa kalah cantik. Akhirnya si gadis MAN pun ikut-ikutan pakai model jilbab terbaru ini.

Anehnya, kalau biasanya suatu model baju jadi ngetren, biasanya harganya naik tapi harga jilbab gak naik-naik. Itu seperti kabar gembira bagi semua penggemar jilbab fashion. Sepertinya para pengusaha lupa menaikkan harganya. Tapi mereka tidak menyadari kalau jilbab yang kini dijual agak lebih tipis lagi daripada yang biasanya.

TERUS BERGULIR
Lima tahun kemudian....

Selama periode ini tren fashion jilbab terus bergulir. Hingga semua gadis terlarut di dalamnya. Bahkan anak gadis lulusan pesantren tidak lagi bisa dibedakan dengan mereka yang bukan. Semuanya berjilbab. Sehingga pada waktu itu, seorang anak kecil yang masih SMP hanya tahu dipikirannya bahwa jilbab benar-benar lagi ngetren, ia tidak tahu bahwa semua itu sebenarnya juga perintah agama.

Makin lama bentuk jilbab itu makin aneh dan minimalis saja, itu semakin dipopulerkan lagi oleh seorang gadis MAN yang tiba-tiba jadi penyanyi idola tapi pada waktu itu gadis lulusan MAN pun sudah lupa tentang pelajarannya di MAN dulu. Ia tidak tahu lagi jilbab seperti apa yang diwajibkan Islam kepada pemeluknya. Bahkan si gadis MAN sekarang sudah lupa kalau selama ini ia memakai jilbab karena tuntutan agama.

FINAL
Sepuluh tahun kemudian....

Si preman botak kini sudah berambut. Tidak ada yang menyangka kalau selama ini dialah penjual jilbab yang harganya di obral habis-habisan itu. Sebenarnya kalau pun dia tidak melakukan tahap berikutnya ini tidak masalah menurut bosnya, karena jilbab yang dia jual sekarang tidak ada lagi bedanya dengan plastik bening, tapi ia hanya ingin meyakinkan apa ia sudah berhasil, maka ditanyanya lah si gadis MAN yang sedang berbelanja tentang suatu hal:

“Dek, kok masih pakai jilbab sih?” kata si botak yang tak lagi kelihatan botaknya.
“Kenapa bang?”
“Sekarang jilbab udah basi bin ketinggalan jaman tahu. Udah gak ngetren lagi.”
“Astagfirullah! Masak iya bang? Aku telat tahunya ya?”
“Iya dek. Emang kamu gak baca majalah fashion punya bosku? (ups ketahuan)”
“Belum bang.”
“Sekarang yang modis itu pake pita ini dek. Coba deh pake, tuh kan manis. Cepeten nih pake, harganya cuma Rp 50.000 aja kok. Abang kasian ngeliat adek malu nanti soalnya.”
“Alhamdulillah, makasi ya bang. Apa jadinya aku tanpa abang? Bisa-bisa aku tertimpa bencana fashion.” Kemudian ia melepas jilbabnya sendiri dan memakai pita itu. “Dengan begini aku bisa tampil up-to-date tanpa khawatir kena ejek teman-temanku lagi.”

Kemudian si botak yang tak lagi botak yakin ternyata apa yang diajarkan bosku 10 tahun lalu memang canggih. Hanya dalam waktu 10 tahun saja, semua jilbab di negeri ini bisa dibumi hanguskan.


Begitulah, bagaimana gadis lulus MAN yang bodoh bisa diperdaya oleh fashion. Bagaimana pun mereka yang pintar pada akhirnya akan menang atas orang yang beragama tapi tidak paham.

Orang yang pintar ini tahu bagaimana cara mencopot jilbab yang tergantung di paku (Agama) yang tinggi di dinding. Tidak mungkin untuk mencopot jilbab yang masih bergantung di paku (Agama) secara paksa. Mereka menggunakan semacam tongkat pengait (Fashion). Pertama mereka harus memindahkan jilbab yang tadinya begantung di paku (Agama) ke tongkat pengait (Fashion) mereka. Kemudian setelah jilbab itu ‘tersangkut’ di pengait, mereka bebas membawa jilbab itu keatas atau kebawah. Tidak ada yang sulit asal tahu caranya.

Dan orang yang tak paham pasti kalah. Coba ingat betapa bodohnya si gadis MAN yang tetap mau saat disodori jilbab yang mulai tidak syar’i. Memang sih perbedaannya hanya sedikit, tapi bukankah yang sedikit-sedikit itu lama-lama jadi bukit? Mana ada yang bisa langsung sampai ke tujuan. Pasti selangkah demi selangkah. Itulah sebabnya Allah melarang kita mengikuti ‘langkah-langkah setan.’ Karena mereka memang akan menuntun kita selangkah demi selangkah. Dan terus membisiki kita bahwa selangkah tidak akan begitu berarti bagi perjalanan 1000 langkah.

Padahal coba lihat dimana sekarang kalian sedang berpijak, aku yakin jarak kalian dengan tempat kalian semula sudah ada 500 langkah, akibat selangkah yang kalian pikir tidak berarti tadi. Coba perhatikan jilbab kalian, jangan-jangan kalian salah satu dari gadis MAN yang ehm "kurang pintar" itu... coba cek lagi

Apakah kalian memasukkan jilbab kalian ke dalam kerah?
Apakah jilbab kalian masih memberi bayangan rambut kalian?
Apa kalian memakai jilbab tapi baju kalian lengan pendek dan ketat?
Apakah jilbab itu kalian pakai demi tampil cantik dan modis?

Hei-hei nak. Bukan itu tujuan Islam membuat aturan tentang jilbab. Tujuan memakai jilbab yang sebenarnya adalah untuk menghindarkan kalian dari perhatian lelaki. Jilbab itu berguna untuk menutupi kecantikan kalian supaya kecantikan kalian itu murni hanya milik suami kalian nanti. Kok malah diusahakan gimana caranya supaya cantik? Lupa ya? Aku rasa kalian betul-betul butuh untuk diingatkan kembali alasan sebenarnya Kenapa Perempuan Berdandan? Mungkin kalian akan kaget membacanya.


Kalian pasti tahu yang dimaksudkan agama dengan berjilbab adalah bukan hanya menutup aurat tapi juga lekuk tubuh seorang perempuan, ya kan? Yang tidak kalian ketahui adalah bahwa ternyata laki-laki justru malah lebih senang dipancing-pancing seperti itu daripada langsung yang buka-bukaan. Atau jangan-jangan niat kalian keluar rumah justru memang ingin tampil cantik supaya bisa disanjung dan disuit-suitin laki-laki ya? Ah gak mungkin lah, masak kalian sama kayak cewek panggilan itu, kalian muslim kan?