Bagaimana hukum pacaran dalam Islam? Apakah pacaran itu dilarang? Coba kalian tanya pada diri kalian sendiri, kenapa banyak hal yang en...

Pacaran Yang Gak Dilarang dan Gak Berdosa

jangan lama-lama pacaran tapi gak jadi nikah

Bagaimana hukum pacaran dalam Islam? Apakah pacaran itu dilarang? Coba kalian tanya pada diri kalian sendiri, kenapa banyak hal yang enak-enak di dunia ini malah dilarang oleh agama? Contohnya bukankah pacaran itu enak? Bahkan ada yang bilang katanya babi itu enak sekali, aku juga tidak tahu dan tidak mau tahu.


Kurasa kalian pun pernah memikirkan hal yang sama jadi tak perlu kujelaskan lebih jauh, pokoknya yang enak-enak sering kali malah dilarang. Jadi mari kita ambil satu contoh yang paling umum bagi anak muda saja, pacaran.


Bukankah pacaran itu enak? Ya tentu saja. Bukankah berkasih sayang itu enak? Bukankah pegangan tangan itu enak, dan semua aktivitas berikutnya, belaian, pelukan, ciuman, semuanya tak bisa dipungkiri adalah kenikmatan. Tapi pacaran itu gak boleh.

Kalian yang pernah melakukannya sebenarnya punya sedikit rasa bersalah dalam hati kalian karena bagaimana pun hati selalu menyuarakan yang benar. Hanya saja kalian mengabaikannya dan membiarkan hati kalian mengeras seperti batu. Sesekali kalian bertanya pada Tuhan, mengapa Dia harus mengharam perbuatan ini? Bukankah lebih baik kalau pacaran tidak diharamkan, sehingga mereka tidak perlu merasa bersalah dan berdosa.

Sungguh malang orang yang terjerat dalam sebuah ikatan yang menyedihkan ini, terutama perempuan. Nah, disini aku mengabarkan kepada mereka bahwa sebenarnya pacaran itu boleh, tapi ada waktunya. Jadi kita harus sedikit bersabar dan menahan diri sebelum sampai waktunya itu. Kenapa pula harus menahan diri dulu kalau bisa sekarang? Apa bedanya? Itulah yang akan kujelaskan dalam tulisan ini.


Sebelumnya aku ingin bertanya, kalian pernah dengar hukum Gossen tentang marjin kepuasan yang terus menurun kan? Simaklah kisah berikut ini:

Anggaplah kamu sedang berjalan di gurun pasir, matahari begitu teriknya diatas kepala, keringat sebesar jagung mengalir dari pepilis ke pipimu. Kamu mengibas-kibaskan baju karena panas dan dahaga yang sangat, bajumu pun sudah basah oleh keringat tapi segera kering oleh panasnya cuaca. Berkali-kali kamu sudah menelan ludah tapi itu tak memuaskan rasa dahaga yang makin luar biasa. Langkahmu semakin lambat, mata semakin sayu, bibirmu pun memble. Saat itu cuma satu hal yang kamu butuhkan. Ya! Kamu butuh air.

Kemudian bagai malaikat bersayap, aku datang dari ufuk timur dan perlahan mendekat. Aku berpakaian serba putih yang indah dan membawa hawa sejuk bersamaku, rambutku terlihat selalu basah seperti Nabi Isa. Pokoknya keren kali lah. Tapi bukan itu yang kamu lihat. Satu-satunya yang paling menarik perhatianmu adalah segelas air yang kupegang di tangan kananku. Kamu begitu menginginkannya. Andai kukatakan padamu bahwa harga segelas air ini adalah pengabdianmu seumur hidup kepadaku pasti kamu masih akan membelinya. Air itu lebih berharga dari apapun ketika itu karena harganya adalah hidupmu.

Maka aku mendekat padamu yang sudah terengah-engah dan dengan gratis memberikannya padamu. Kamu pasti bisa membayangkan bagaimana cara kamu meminumnya. Aku hanya tertawa kecil.

Saat gelas itu sudah kosong, kamu melihat lagi padaku. Aku bisa melihat rona kepuasan di wajahmu. Kau pasti tidak akan melupakanku selamanya. Tapi sepertinya segelas air itu masih kurang, kemudian aku melihat betapa kagetnya kamu ketika dari balik jubahku aku keluarkan segelas air lagi. “ASTAGA!” katamu. Maka aku memberikannya lagi. Maka kamu pun meminumnya lagi. “Wah rasanya segar sekali! Makasi ya om!” kali ini kamu sudah bisa berkata-kata untuk menggambarkan kebahagiaanmu.

Dan setiap kali kamu meminum habis satu gelas, aku keluarkan segelas air yang baru lagi, kamu pun meminumnya dan begitu seterusnya dan tebak apa yang terjadi? Ternyata kamu tak sehaus sebelumnya lagi, senyummu tak selebar waktu pertama aku datang lagi. Dan akhirnya kamu menyatakan “Wah, om aku kekenyangan. Aku tidak mau air lagi. Sudah cukup-cukup!”

Begitulah bunyi hukum Gossen, Walaupun penjelasannya agak panjang kurasa kalian sudah maklum kan? Setidaknya pesannya sampai. Begitulah, gelas kedua tidak akan sememuaskan gelas pertama.

Contoh lain yang juga mirip adalah ketika kalian punya PlayStation baru atau handphone baru. Coba bayangkan ketika dulu ibu kalian masih membatasi penggunaannya. Kalian cuma boleh main PS setiap hari sabtu dan minggu. Handphone juga cuma boleh dibuka setiap malam. Pada saat itu kalian masih menyadari harga dari PS dan handphone itu. Tapi segera ketika kalian punya akses siang malam pada kedua benda itu, tidak ada lagi halangan dan batasan, kalian lupa betapa dulu kalian sangat menyayangi benda itu. Kalau dulu kalian begitu marah jika ada teman yang tidak hati-hati memegang handphone kalian, sekarang justru kalian sendiri yang mencampakkan dan melemparnya.


Seperti juga kalian aku pun sadar bahwa pacaran itu enak, tapi ada waktunya. Agama telah menetapkan suatu aturan tertentu yang dibuat untuk menjaga dan menjamin kebaikan bagi kita semua. Orang-orang yang belum mampu untuk mencapai tingkat itu terlebih dahulu harus bersabar dan menahan diri sebelum bisa menikmati indahnya pacaran. Karena hanya orang yang sanggup menahan dirilah yang akan mengetahui hakikat Surga dan Kenikmatan yang sesungguhnya. Serius lho, coba baca terus.

Aku teringat sebuah cerita pengalaman dosenku sendiri waktu masih kuliah di FK UIN SH Jakarta. Beliau adalah orang yang waktu mudanya tidak pernah memegang tangan wanita apa lagi pacaran. Jadi waktu itu beliau cerita betapa luarbiasanya sensasi yang beliau rasakan waktu istrinya mencium tangannya waktu akad nikah. Rasanya sangat hebat! Indah dan nikmat sekali, seperti ada sensasi sengatan listrik menjalar dari punggung tangan ke ubun-ubunnya. Betapa indah rasanya ketika kita menyentuh tangan seorang perempuan saat kita belum pernah menyentuhnya sebelumnya. Aku yakin sekali kalian yang pernah pacaran dan melakukan begini begitu pasti tahu rasanya. Hanya saja kalian tidak merasakan sepenuhnya kenikmatan itu, karena tidak kalian dahului dengan menahan diri dan kalian melakukannya saat perempuan itu masih haram bagi kalian. Pasti ada rasa tidak nyaman dalam hati saat melakukannya.

Yang kalian lakukan itu hanyalah seperti orang yang mencuri-curi kesempatan untuk minum teh di siang hari bulan Ramadhan. Memang sih enak tapi sedikit. Pada waktu meminumnya kalian diliputi rasa deg-degan karena takut ketahuan orang dan setelah meminumnya sebenarnya kalian agak menyesal karena sebenarnya kalian tidak sehaus itu, kalian masih bisa menahan diri lagi sebetulnya. Pada jam berbuka, kalian pun berbuka bersama teman-teman yang lainnya, berpua-pura masih berpuasa. Semua teman kalian yang lain bisa menikmati es teh manis mereka, tapi kalian merasa teh itu hambar (karena kalian tidak lagi berpuasa). 

ADA MANIS ADA PAHIT

Kamu akan tahu gula itu manis jika ada garam yang asin dan kopi yang pahit. Emang udah hukumnya begitu. Kamu hanya bisa tahu suatu hal itu nikmat jika kamu membandingkannya dengan yang tidak nikmat. Tuhan memang menjadikan kita harus menahan diri untuk segala kenikmatan itu karena …

Karena seperti halnya segelas air yang kuberikan berulang-ulang tadi, tidak ada yang akan menjadi nikmat ketika kalian tak bisa menahan diri. Kalian yang sudah malang melintang di dunia pacaran pasti sudah merasa hambar mengucapkan kata sayang. Pada awal masa pacaran sih memang rasanya senang sekali dipanggil saying, tapi lama kelamaan hal itu seperti menjadi hal yang biasa dan tak lagi istimewa. Kalian yang sudah biasa pegangan tangan pasti tahu, kalian tak bisa lagi merasakan nikmatnya berpegangan tangan seperti yang akan kami rasakan nanti. Kalian sudah menghabiskan kenikmatan itu di masa awal kalian pacaran. Coba rasakan lagi, sekarang kulit pacar kalian itu sudah terasa hambar tanpa getaran cinta yang dulu kalian miliki di awal pacaran.

Sejatinya kenikmatan yang diambil tanpa terlebih dahulu menahan diri akan segera memudar dan cepat membuat bosan. Aku merasa kasihan pada orang yang sudah mengambil kenikmatan menikah waktu masa pacarannya. Pernikahan mereka di depan nanti akan terasa hambar karena tak ada lagi yang baru, mereka sudah sayang-sayangan, pegangan tangan, pelukan, dan lain-lain. Satu-satunya yang bertambah ketika mereka menikah hanyalah kewajiban. Siapa yang senang dengan itu?

Mereka sudah mengekplorasi berbagai kenikmatan waktu pacaran, sehingga tak ada lagi kesenangan yang mereka sisakan untuk saat mereka menikah, sehingga mereka akan mencari cara lain, tapi percuma pernikahan mereka tidak akan bisa lebih bahagia lagi.

Yang menyedihkan adalah para perempuan merasa, dia dan pacarnya sama-sama menderita. Siapa yang tahu, jangan-jangan pacarnya itu bosan dengannya dan lebih suka mencari perempuan lain yang lebih berharga untuk mereka kejar dan nikahi. Haduhh jadi mau nangis ...


Sudah kukatakan, bahwa hakikat surga dan kenikmatan adalah menahan diri. Jika kalian tidak mampu melakukannya maka tak ada lagi hal di dunia ini yang akan mampu membuat kalian senang pada akhirnya. Satu dunia pun tidak akan cukup, kalian akan minta dua dunia. Tanpa adanya menahan diri tak akan ada yang terlalu indah seperti surga. Atau bisa dikatakan, tak ada gunanya memasukkan orang yang tak mampu menahan diri ke dalam surga. Mereka tak pantas untuk kenikmatan surgawi.


Lihatlah banyak orang yang pernah menjadi 10 terkaya di dunia akhirnya mati bunuh diri. Awalnya mereka bahagia, dengan uangnya mereka bisa meraih apapun yang mereka inginkan. Pertama mereka ingin mobil, mereka beli. Lalu ingin rumah, mereka beli. Lalu pesawat, mereka beli. Lalu kapal pesiar, mereka beli. Lalu pulau pribadi, mereka beli. Lalu budak dan perempuan, mereka beli, tapi kemudian mereka bosan dengan itu semua. Mereka ingin membeli lagi sesuatu yang mereka pikir lebih nikmat dan menjanjikan kebahagiaan tapi ternyata tidak ada lagi nikmat yang tersisa di dunia ini yang belum mereka nikmati, semuanya sudah mereka beli dan bosan. Beginilah akhir dari orang yang mengejar kenikmatan dunia, mati bunuh diri. Karena kebahagiaan bukan ada pada harta, kendaraan, atau rumah yang besar.

Kau tak akan bisa menemukan kebahagiaan jika kau tidak menemukannya di dalam diri sendiri.


Jika mungkin kalian termasuk orang-orang yang menyedihkan yang kuceritakan dalam catatan ini. Cobalah bertaubat, Allah Maha Menerima Taubat. Semoga dengan itu Allah mau mengembalikan surga dan kenikmatan kepada-Mu. Berpuasalah, karena hanya dengan berpuasa kalian akan sehat dari segala penyakit.Jika setan datang lagi dan menggoda kalian, suruh setannya baca Ternyata kita tidak butuh pacaran, Suka bisa datang sendiri.

Jadi banyak-banyaklah berpuasa banyak banyaklah menahan diri. Berhentilah berpacaran. Supaya kelak menikah akan tetap menjadi nikmat bagimu.