Dalam tulisan sebelumnya kita telah sampai pada kesimpulan bahwa: 1) tidak ada yang layak dijadikan sesembahan kecuali Dia yang menciptakan,...

Bicara tentang Tuhan (3): Tanda-Tanda-Nya

tanda-tanda-kebenaran-tuhan-dan-agama

Dalam tulisan sebelumnya kita telah sampai pada kesimpulan bahwa: 1) tidak ada yang layak dijadikan sesembahan kecuali Dia yang menciptakan, memiliki dan memelihara setiap semesta. 2) karena ada kemungkinan bahwa Dia telah menghubungi salah seorang dari kita untuk memberitahu informasi lebih mengenai diri-Nya dan apa yang Dia inginkan dari kita, kita harus senantiasa membuka telinga untuk menerima pesan yang sangat krusial bagi kehidupan kita ini. Hal ini tentunya dilakukan dengan kesadaran bahwa sebagian orang mungkin saja tergiur untuk mengkonstruksi sebuah agama demi kepentingannya sendiri. Karena itu, kita butuh untuk tanda bahwa suatu cara hidup benar-benar berasal dari Tuhan.

TANDA TANGAN TUHAN

Kamu pasti pernah mendengar kisah-kisah akrobat menakjubkan didemonstrasikan oleh orang-orang yang mengklaim dirinya utusan Tuhan Yang Maha Kuasa, entah dari saudara atau tetanggamu. Tak mengherankan bagiku jika akrobat-akrobat itulah yang terlintas di kepalamu ketika aku membahas tanda-tanda. “Seseorang yang mengaku diutus oleh Yang Maha Kuasa tentulah harus memiliki kuasa lebih,” pikirmu. Tidak salah.

Tapi yang kumaksud dengan tanda lebih dari sekadar akrobat-akrobat yang mungkin saja diimitasi oleh dukun begitu. Bukan merupakan tanda tangan namanya kalau dapat dengan mudah ditiru, ya kan? Jadi tanda seperti apa yang mungkin kita harapkan?

Bukankah kita ini makhluk intelektual? Mengapa kita lebih mengharapkan akrobat-akrobat yang memuaskan mata (yang mudah tertipu ini) ketimbang tanda-tanda yang memuaskan akal? Mohon kembali diingat: jika semua yang terjadi adalah pilihan sadar Tuhan, bukan efek samping tak terduga akibat sebuah pilihan, maka terbitnya akal dalam diri manusia tentu bukan suatu kecelakaan.

Akal ini adalah pemberian Tuhan untuk manusia. Jika Dia memang ingin mengirimkan sinyal-sinyal untuk kita kenali, besar kemungkinan akal inilah yang disiapkan menjadi penerima sinyal-sinyal itu. Coba pikir, jika kelak akal itu hanya menjadi halangan tersambungnya komunikasi yang Dia inginkan, untuk apa Dia memberikan akal pada manusia?

Akal ada untuk mengenali tanda-tanda. Kalian yang sudah mengenal gaya tulisanku tentu dapat memastikan apakah suatu tulisan di luar sana ditulis olehku atau bukan. Dalam hal itu, gaya tulisanku itulah yang menjadi tanda bahwa suatu tulisan benar datang dariku. Sekarang coba pikir apa yang bisa kita jadikan tanda seorang utusan benar-benar diutus oleh Tuhan?

TANDA PERTAMA: KATA-KATANYA

Seseorang dinilai dari kata-katanya. Kualitas yang tersembunyi dalam diri seseorang langsung terbongkar ketika ia membuka mulutnya. Apabila Tuhan memutuskan seseorang menjadi juru bicara untuk menyampaikan kalimat-kalimat-Nya, tentulah kalimat-kalimat-Nya itu dapat dibedakan dari kalimat-kalimat yang datang dari si juru bicara itu sendiri.

Sebagai Pencipta Setiap Semesta tentu Tuhan yang paling tahu mengenai semesta jagad raya ini. Sebaik apapun kita mengenali suatu benda atau fenomena di alam semesta, pasti Tuhan mengenali benda atau fenomena itu lebih dari kita. Jika ada saja satu kata yang diklaim seseorang berasal dari Tuhan salah saat menggambarkan fenomena yang ada dalam semesta ini, tahulah kita bahwa ia bukan seorang utusan tapi seorang penipu.

Tuhan adalah yang paling tahu tentang kehidupan. Jika seorang yang mengaku utusan berkata: “siapa yang rajin menabung pasti dapat untung,” tetapi dalam kenyataan kita mendapati ada orang-orang yang rajin menabung tapi tidak dapat untung, maka tahulah kita bahwa kata-kata itu tidak berasal dari Tuhan tapi dari dirinya sendiri (atau mungkin teman nongkrongnya).

Tuhan juga yang paling tahu tentang manusia. Ketika Tuhan menunjuki suatu jalan hidup menuju kesuksesan, maka tidaklah mungkin ada orang yang berjalan di atas jalan itu yang gagal.

Singkatnya, Ask one who claim to be a messenger of God, The Creator of All Universe, to read a verse from God. Mintalah seseorang yang mengaku utusan Tuhan Pencipta Setiap Semesta untuk membacakan sebuah ayat (dalam Bahasa Indonesia artinya: tanda) dari Tuhan. Jika semua ayat yang dibacakan itu dikonfirmasi oleh ayat yang terbentang di alam, maka tahulah kita bahwa yang menurunkannya adalah pihak yang sama dengan yang menciptakan setiap semesta.

TANDA KEDUA: KEBERPIHAKANNYA PADA AKAL

Aku belajar bahwa umumnya manusia membeli sesuatu bukan karena pertimbangan logis tapi karena keputusan emosional. Tidak seperti akal manusia yang logis, emosi manusia dapat dengan mudah dimanipulasi. Thus, jika aku hendak menipu manusia dengan sebuah agama yang sebenarnya hanya karanganku saja, aku akan dorong para pemeluknya untuk lebih mengedepankan rasa ketimbang akal. Aku akan buat seolah blind-faith adalah suatu keharusan dalam beragama. Dan sebagai pamungkas aku mencegah mereka terbangun dengan menutup pintu yang memang dijadikan Tuhan jalan bagi kebenaran untuk masuk dan menang. Tahukah kalian apa pintu itu? Ya, pintu itu adalah akal.

Karena setiap agama palsu (dalam artian tidak benar-benar berasal dari Tuhan Pencipta Setiap Semesta) pasti mendorong manusia untuk berhenti berpikir, tanda yang kedua ini dapat dengan cepat mengeliminasi banyak agama dari daftar kemungkinan agama yang benar. Agama yang benar (berasal dari Tuhan Pencipta Setiap Semesta) pasti mendorong manusia untuk berpikir menggunakan akalnya. Bagaimana tidak? Memang untuk mengenali kebenaran yang datang dari-Nya itulah akal diletakkan di sana oleh Tuhan.


Segera setelah kalian memeriksa seluruh agama yang ada dengan tanda-tanda ini dan menemukan agama yang benar, kalian akan mendapat petunjuk tentang Dia yang menjadi sumber kehidupan setiap semesta. Dan sangat mungkin kalian juga akan mendapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan besar seperti:
  • Bagaimana semua ini bermula?
  • Apa tujuan kehadiran kita di dunia ini?
  • Kemana kita pergi setelah meninggalkan dunia ini?
  • Siapa kita ini sebenarnya?
Bagaimana tidak? Kalian baru saja berhasil melakukan kontak langsung dengan Sang Pencipta Yang Paling Tahu tentang segalanya. Kalian bahkan lebih berpeluang lebih besar untuk berhasil meraih tujuan-tujuan karena hidup sesuai dengan arahan-Nya. Pembicaraan kita tentang Tuhan selesai sampai di sini. Dalam tulisan berikutnya, kita akan mulai bicara tentang agama.

Sebagai penutup, aku menyarankan kalian melakukan renungan kalian sendiri dan menemukan tanda-tanda lain yang juga sama atau bahkan lebih kuat. Itu agar agama yang kalian anut tidak lagi menjadi sekadar ritual warisan nenek moyang yang tidak jelas lurus sesatnya tapi menjadi suatu cara pandang, sistem keyakinan dan cara hidup yang memang dipilih secara sadar karena diyakini dapat mengantarkan kalian pada tujuan-tujuan kalian. Atau sudahkah kamu punya sebuah tanda yang bisa kamu bagi? Tuliskan di kolom komentar ya.