Dalam sebuah hadits disebutkan: "Jika dunia ini ada harganya walaunya sebelah sayap nyamuk, maka Allah tidak akan berikan orang kafir air walau hanya satu teguk." Nyatanya, orang kafir diberikan Allah air (bahkan lebih dari seteguk). Dari dua premis di atas, dengan logika (tepatnya modus tollen) dapat kita ambil kesimpulan: Dunia ini tidak lebih berharga dari sebelah sayap seekor nyamuk.
Tapi nampaknya banyak muslim yang belum paham hal ini sehingga ketika ditanya: "Kamu pilih bahagia di dunia atau di akhirat?" Dia malah jawab, "Kenapa harus pilih salah satu jika bisa kedua-duanya?"
Mereka tidak rela "cuman dapat akhirat" jika mereka punya pilihan untuk bisa dapat dua-duanya seolah perbedaan keduanya seperti keuntungan Rp 100.000 dan keuntungan Rp 120.000.
Mereka menyayangkan itu seolah harga dunia ini 20% dari harga akhirat. Padahal 10% atau bahkan 1% pun tidak.
Nabi telah beritahu kita bahwa dunia ini dibandingkan dengan akhirat hanyalah seperti setetes yang menempel di jari kita dibandingkan dengan samudera.
Apakah dia mengira Rp 100.000 dan Rp 100.001 memiliki perbedaan yang signifikan? Dia tidak pernah memasalahkan Rp 1 itu waktu belanja online tapi masih ngarep dapat dunia ketika sudah dijaminkan baginya akhirat. Padahal nilai dunia ini jauuuuuhhh lebih tidak signifikan dibandingkan dengan nilai akhirat.
Tapi mau gimana lagi, namanya juga udah cinta. Tak heran dia buta.
Tapi begitu pun janganlah kalian pernah bosan untuk mengingatkan saudara-saudara kita ini dan juga mereka yang masih berkata:
MASIH MENDING DAPAT DUNIA AJA KETIMBANG GAK SAMA SEKALI
Kenapa? Karena mereka sendiri, jika kalian beri mereka gelas yang tidak ada isinya kecuali hanya setetes air ketika mereka sangat kehausan, mereka akan berkata: "Kalau cuma segini mana ada bedanya! Kalau cuma setetes ini gak niat ngasi air namanya. Sama aja bo'ong!"
Mudah-mudahan suatu saat mereka bangun dari mabuknya.
Medan, 17 Agustus 2020