Ketika orang-orang tidak lagi mengenal Nabi-Nabi mereka kecuali hanya namanya saja dan tayangan bioskop dipenuhi oleh cerita-cerita fiktif...

Iblis pun Ingin Bertobat

kisah iblis ingin berdamai dan bertaubat dengan allah

Ketika orang-orang tidak lagi mengenal Nabi-Nabi mereka kecuali hanya namanya saja dan tayangan bioskop dipenuhi oleh cerita-cerita fiktif iblis dan para penolongnya, muncullah di internet orang-orang yang bertanya, “Jika Tuhan menakdirkan iblis menjadi penentang, apakah adil jika Tuhan mengutuk dan menyiksanya di neraka?”

Keberhasilan iblis merekrut sutradara-sutradara Hollywood untuk menyebarkan kisah pengusirannya menurut versinya sebenarnya tidak berdampak apa-apa bagi keimanan orang beriman jika mereka telah menutup celah masuknya bisikan setan itu (dengan tidak menghabiskan waktu dengan hiburan yang sia-sia) sejak awal.

Tapi karena umat akhir zaman gemar menjatuhkan diri mereka ke dalam fitnah (cobaan-cobaan), setan pun punya kesempatan untuk membisikkan keraguan atas keadilan Allah. Mereka bahkan berkesempatan untuk memasukkan manusia ke dalam agama mereka.

Ada dua kisah tentang iblis yang kukira dapat mengobati pengaruh buruk yang ikut bersama pesan-pesan bawah sadar film-film garapan iblis dan para penolongnya itu.

IBLIS PUN INGIN BERTOBAT

Alkisah, iblis laknatullah datang kepada Nabi Musa dan berkata: “Engkau dipilih Allah Ta’ala untuk risalah dan langsung berkata-kata kepadamu, sedang aku seorang makhluk biasa, yang ingin juga bertaubat kepada Tuhan, maka tolonglah aku semoga dapat diterima taubatku.”

Mendengar perkataan iblis itu, Nabi Musa merasa gembira lalu beliau berwudhu’ dan shalat kemudian berdoa kepada Allah: “Ya Rabb, Iblis (laknatullah) adalah makhluk-Mu. Ia akan bertaubat maka terimalah taubatnya.”

Maka turunlah wahyu kepada Nabi Musa: “Ya Musa, dia tidak akan bertaubat.”

Nabi Musa berkata: “Ya Rabb, dia minta taubat.”

Maka wahyu turun lagi kepada Nabi Musa: “Aku telah menerima permintaanmu Musa, maka suruhlah ia sujud ke kuburan Adam, maka Aku akan menerima taubatnya.”

Nabi Musa sangat gembira dan menyampaikan wahyu itu kepada iblis laknatullah, tiba-tiba iblis laknatullah marah dan sombong seraya berkata: “Aku tidak sujud kepadanya di masa hidupnya, bagaimana aku akan sujud kepadanya sesudah matinya?”

Hanya seseorang yang memilih perbuatannya yang layak atas ganjaran dan hukuman. Tidak seperti yang dituduhkan orang-orang yang menyembah iblis, Allah telah memberi iblis kesempatan untuk memperbaiki kesalahan yang ia perbuat. Sayang sekali, iblis membuang kesempatan berdamai itu, memilih menjadi musuh manusia dan kekal dalam neraka daripada menundukkan dirinya di hadapan perintah Allah.

NABI ISA BERUSAHA MENDAMAIKAN

Setelah ia sembayang untuk Tuhan, datanglah kepadanya para murid, kata mereka: “Ya Guru, kami ingin mengetahui dua perkara. Yang pertama, bagaimana engkau berbicara dengan setan, sedang engkau mengatakan bahwa ia tidak bertobat? Yang kedua bagaimana Allah akan datang untuk mengadili di hari pembalasan itu?”

Yesus menjawab: “Sesungguhnya kukatakan kepadamu, bahwa aku telah merasa kasihan kepada setan ketika kuketahui kejatuhannya. Pun aku kasihan kepada jenis manusia yang difitnah olehnya supaya mereka berbuat dosa. Karena itu aku sembahyang dan puasa untuk Tuhan kita yang berfirman kepadaku melalui malaikatNya, Jibril”

“Apa yang kau maukan wahai Yesus, dan apakah permohonanmu?”

Aku jawab: “Ya Tuhan, Engkau mengetahui bahwa kejahatan mana yang setan menjadi sumbernya dan bahwa dengan sebab fitnahannya akan banyak manusia binasa. Sedang dia itu makhlukMu yang Kauciptakan. Dari itu kasihanilah dia wahai Tuhan.”

Allah menjawab: “Wahai Yesus ingatlah, Aku sungguh akan mengampuni dia. Dari itu ajaklah dia untuk hanya mengatakan: ‘Wahai Allah Tuhanku, sesungguhnya aku telah berdosa, maka kasihanilah aku.’ Dengan itu AKu akan mengampuninya dan akan Kukembalikan kepada kedudukannya semula.”

Berkata Yesus: “Ketika aku mendengar itu aku gembira sekali, karena aku yakin bahwa aku telah berhasil mengadakan perdamaian itu. Dari itu kupanggillah setan lalu ia datang katanya: ‘Apa yang bisa saya perbuat untukmu wahai Yesus?’

Kujawab: ‘Sebenarnya engkau akan berbuat sesuatu untuk dirimu sendiri wahai setan.’ Karena aku tidak memerlukan bantuanmu. Dan aku memanggil engkau hanya untuk sesuatu yang baik bagimu.’

Menjawablah setan: ‘Apabila engkau tidak mengharapkan bantuanku, maka akupun juga tidak mengharapkan bantuanmu, karena aku lebih mulia daripadamu.’ Pun engkau tidak layak untuk membantuku, wahai tanah, tetapi aku adalah Roh.’

Lalu kukatakan: ‘Marilah kita tinggalkan persoalan itu dan katakanlah kepadaku tidakkah sebaiknya engkau kembali kepada kebagusanmu yang sediakala dan keadaanmu yang semula? Sedang engkau mengetahui bahwa malaikat Mikhail akan memukulmu dengan pedang Allah di hari pembalasan kelak seratus ribu kali pukulan. Lalu engkau akan tertimpa dari tiap pukulan itu siksaan sepuluh bagian mereka.’

Setan menjawab: ‘kita akan lihat nanti di hari itu, siapakah di antara kita yang lebih banyak kerjanya. Sungguh aku akan mempunyai banyak penolong dari para malaikat dan dari penyembah-penyembah berhala yang paling kuat, di mana mereka itu akan menggusarkan Allah. Dan Dia (Allah) kelak akan mengetahui kesalahan besar apa yang telah dilakukan olehNya dengan pengusiranku disebabkan oleh (segumpal) tanah yang najis.’

Di saat itu kukatakan: ‘Wahai setan, sesungguhnya akalmu itu lemah dari itu engkau tidak mengetahui apa yang kau katakan.’

Kemudian setan itu mengejek sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, dan katanya: ‘Marilah kita menyelesaikan perdamaian antaraku dengan Allah. Dan katakanlah wahai Yesus,apa yang harus diperbuat, karena engkau yang waras akalmu.’

Kujawab: ‘Harus diucapkan dua kalimat saja.’

Setan menjawab: ‘apakah kedua kalimat itu?’

Kujawab yaitu: ‘Aku telah berdosa, maka kasihanilah aku.’

Maka setan berkata: ‘Aku senang menerima perdamaian itu apabila Allah yang mengucapkan kedua kalimat itu kepadaku.’

Maka aku berkata kepadanya: ‘Enyahlah dariku sekarang (juga) wahai yang terkutuk. Karena sesungguhnya engkaulah pendurhaka itu, pangkal dari segala aniaya dan dosa. Akan tetapi Allah Maha Adil, tersuci dari segala kekhilafan.’

Maka pergilah setan dengan suara yang riuh-rendah, katanya: ‘Sebenarnya duduk persoalan itu bukan demikian ya Yesus, akan tetapi engkau (sengaja) berbohong untuk merelakan Allah.’”

Yesus berkata kepada murid-muridnya: “Lihatlah kamu sekarang, bagaimana ia bisa mendapat rahmat.”

Kisah diatas kukutip dari salah satu Injil yang dilarang beredar oleh gereja. Jika riwayat itu diterima, dapatlah kita pahami bagaimana Allah telah memberikan keringanan selepas keengganan Iblis sujud ke kuburan Nabi Adam tatkala ia mengatakan hendak bertobat kepada Nabi Musa dulu. Dan dapat kita lihat pula betapa kesombongan Iblis (yang malah semakin parah) menghalanginya dari kasih sayang yang telah dicurahkan Allah ke seluruh alam.

***

Aku harap mendengar kisah ini menjadikan kita lebih memahami keadilan dan juga kasih sayang Allah terhadap seluruh ciptaanNya. Sampaikanlah kepada mereka yang bertanya-tanya bahwa Allah Yang Maha Adil tidak pernah secara zalim menjatuhkan putusan atas hamba-hambaNya. Sampaikan juga pada mereka yang berdosa bahwa Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang lebih bergembira atas kembali seorang hamba yang tersesat daripada gembiranya seorang musafir yang untanya hilang di tengah gurun ketika unta itu kembali.