Karena jelas kita tidak akan dapat memeriksa semuanya dengan mata dan hidung kita sendiri, pada suatu titik jelas kita harus mempercayai/ber...

Cara Beriman yang Proporsional

apakah kita sendirian di alam semesta ini dapatkah kita mengetahui semuanya

Karena jelas kita tidak akan dapat memeriksa semuanya dengan mata dan hidung kita sendiri, pada suatu titik jelas kita harus mempercayai/beriman pada informasi yang datang dari luar diri kita.

Katakanlah kamu baru saja liat iklan suatu merk shampoo dan memutuskan untuk beriman pada shampoo itu. Maksudnya kamu percaya bahwa shampoo itu benar-benar dapat membuat rambutmu bersih, lembut, wangi dan bebas kuman. Bagaimana cara agar imanmu itu tidak dianggap kebodohan seorang yang gampang termakan iklan?


Terlalu gampang percaya pada semua yang didengar jelas merupakan kebodohan.

Jika orang-orang cukup bodoh untuk menganggap semua yang diberitakan di televisi sebagai kebenaran, maka orang yang bermaksud untuk memperbudak mereka cukup berusaha mendirikan sebuah stasiun dan saluran televisi untuk mencapai tujuannya. Lebih jauh lagi, jika orang-orang cukup bodoh untuk percaya pada siapapun yang bisa melakukan keajaiban layaknya utusan Tuhan, maka mereka akan mudah percaya pada agama buatan orang yang berhasil menguasai beberapa trik sulap yang cukup meyakinkan.

Tapi meletakkan standar yang terlalu tinggi untuk menyaring suatu informasi bukan merupakan kepintaran juga.

Contoh terdekat yang bisa kuberikan dalam hal ini datang dari Nouman Ali Khan: Seorang yang tengah berkendara di jalan tol tiba-tiba mendengar seseorang di radio memberi peringatan bahwa kemacetan telah terjadi beberapa kilometer di depan si pengendara dan semua pengguna jalan tol disarankan untuk mengambil jalan keluar sebelum ikut terjebak. Apakah masih disebut pintar jika pengendara itu berkata “aku hanya percaya apa yang telah kulihat dengan mata kepalaku sendiri,” kemudian menolak mengikuti saran itu? Kukira itu sama bodohnya dengan orang dalam cerita sebelumnya.

IMAN YANG PROPORSIONAL

Kita ingin suatu cara beriman yang proporsional yang dengan cara itu kita dapat menyaring tawaran-tawaran keyakinan yang salah namun juga memiliki celah cukup lebar untuk dilalui oleh keyakinan-keyakinan yang benar.

Membiarkan celah penyaringnya terbuka terlalu lebar akan menyebabkan batu-batu besar keyakinan yang salah masuk ke dalam diri kita dan menjadikan kita persis seperti tentara yang dicuci otak. Sedangkan membuat celah penyaringnya terlalu sempit sama artinya dengan membiarkan dirimu terpenjara dalam tempurung bersama pertanyaan-pertanyaan yang menghantui itu untuk waktu yang (kuharap tidak) lebih panjang (dari umurmu sendiri).

Dalam kasus shampoo tadi, kamu tentu tidak ingin tertipu oleh iklan shampoo yang sebenarnya tidak memiliki khasiat apapun tapi kamu juga tidak ingin lama-lama bermalam dengan masalah rambutmu.

Andai kamu dapat benar-benar memeriksa setiap klaim yang ditawarkan padamu, tentu masalahnya selesai. Tapi masalahnya bahkan dalam kasus di atas pun kamu tidak selalu dapat memeriksa apakah kuman itu benar-benar telah hilang dibuat si shampoo. Kamu bahkan tidak pernah benar-benar tahu apakah kuman itu benar-benar pernah ada? Itu sebabnya kamu tidak bisa lari dari kesulitan ini. Sadarilah bahwa pada suatu titik kamu tetap harus beriman sebagaimana selama ini kamu beriman pada mata, telinga, hidungmu.

Jadi, bagaimana cara paling gagah dan selamat untuk beriman? Berikut ini adalah cara yang kutawarkan…

SATU-SATUNYA JALAN

Pertama, sadarilah bahwa kamu memang tidak menguasai secara menyeluruh satu pengetahuan apapun dari samudera pengetahuan amat luas yang ada di alam semesta ini (dan jutaan semesta lain). Kamu hanya satu titik yang akses informasinya amat terbatas pada apa-apa yang ada di sekitarmu saja. Tidaklah kamu mengetahui keadaan sesungguhnya dari semesta yang tak pernah benar-benar kamu akses ini kecuali pengetahuan itu sebatas terkaan/rekaan/dugaan/kepercayaanmu atas semesta berdasarkan apa yang kamu terima dari sekitarmu.

ٱلَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِٱلْغَيْبِ
"Yaitu mereka yang percaya pada yang ghaib ..." (QS Al-Baqarah: 3)  

Setelah menerima bahwa ada sesuatu yang tak terjangkau oleh segala inderamu (atau dengan kata lain ‘ghaib’ darimu), harusnya kamu sadar bahwa ini mencapai kebenaran bukanlah hal yang dapat kamu lakukan sendiri. Untuk mendapatkan kebenaran tentang realita semesta, kamu harus membuka diri dan membangun koneksi berkualitas tinggi sebanyak-banyaknya.

وَيُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ
"... dan mereka yang membangun The Connection ..." (QS. Al-Baqarah: 3)

Setelah koneksi itu terbangun, setiap pihak yang telah terkoneksi hendaklah membagikan informasi yang telah ia ketahui betapapun kecilnya. Dari pertukaran informasi yang dilakukan oleh para pencari kebenaran ini kelak akan muncul dialog dan diskusi yang mengantarkan mereka selangkah lebih dekat pada kebenaran. 

وَمِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ يُنفِقُونَ
"... dan sebagian dari apa yang mereka manfaatkan mereka bagikan." (QS. Al-Baqarah: 3)

Hasil ini didapatkan dengan syarat pihak yang berdiskusi merupakan pihak yang …

ٱلَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ ٱلْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُۥٓ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ هَدَىٰهُمُ ٱللَّهُ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمْ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ
"Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal" (QS. Az-Zumar: 18)

Adapun orang-orang yang berdiskusi dengan maksud mencari hal selain kebenaran (misalnya nama besar dan gengsi) maka hasilnya tidak akan sama.

Kemudian, proses ini dilakukan sambil tiada henti mengharapkan tawaran-tawaran informasi yang lebih dekat pada kebenaran dari apa yang telah digenggam sebelumnya.

وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَٰذَا رَشَدًا
"... dan katakanlah: 'Mudah-mudahan Tuhanku membimbingku kepada yang kebenarannya lebih dekat dari pada (apa yang ada padaku saat) ini.'" (QS. Al-Kahfi: 24)

Andai kata setelah semua ini kamu tetap tidak memiliki gambaran penuh tentang realita, ketahuilah bahwa sependek pengetahuanku kamu telah Dimaafkan Aljabar dan dihitung ke dalam mereka yang sempurna pengetahuannya.

Jika ada kecacatan dalam metode ini, mohon beritahu aku dan ketahuilah aku siap mendengarkan jika kalian mengira memiliki metode lain yang lebih baik. Semoga Kebenaran membimbing kita untuk sampai kepada-Nya.