Diduakan bukanlah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Jika kamu pernah kecurian atau kehilangan seorang anggota keluarga, kukira kamu tetap...

Ketika Dia Mendua

ketika suami mendua apa yang harus dilakukan istri

Diduakan bukanlah sebuah pengalaman yang menyenangkan. Jika kamu pernah kecurian atau kehilangan seorang anggota keluarga, kukira kamu tetap akan berkata diduakan lebih menyakitkan ketimbang tragedi lainnya. Begitu beratnya penduaan ini hingga Allah pun menyatakan bahwa Dia mengampuni dosa seluruhnya kecuali penduaan terhadap-Nya. Itu sebabnya, wajar jika kamu begitu sakit hati.

Tapi ketahuilah sebelum kita diduakan, kitalah yang lebih dahulu mendua. Dan lebih parahnya, yang kita duakan justru yang lebih sayang sama kita dan lebih tidak pantas diduakan. Sehingga kita tahu kezaliman yang kita terima ternyata belum ada apa-apanya dibandingkan kezaliman yang kita perbuat terhadap-Nya.

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar’.
” (QS. Luqman: 13)

Satu-satunya alasan mengapa kamu mengadukan kejamnya penduaan yang dilakukan terhadapmu adalah butanya kamu dari penduaan yang kamu sendiri pelakunya. Seandainya sejak awal kamu sadar betapa kejamnya penduaan yang kamu lakukan terhadap Allah, pastilah kamu tidak akan terpikir untuk mengadukan penduaan suami/istri yang telah kamu jadikan tuhan itu kepada Allah.

Seandainya telingamu itu tidak tuli, tentulah ketika kamu mengadu, “Ya, Allah aku diduakan dia,” kamu dapat mendengar:

Sakitkah? Kau kira bagaimana perasaan-Ku saat kamu tidak berhenti memikirkan dia?

Dosanya padamu kamu adukan padaKu. Lalu bagaimana dengan dosamu sendiri pada-Ku?

Kamu memohon kasih-Ku untuk menghukumnya. Jika akumenghukumnya, bagaimana Aku harus memperlakukanmu yang penduaannya lebih menyakitkan?

Aku menyayangimu tapi lihat perlakuanmu pada-Ku.



Maka, biarlah Aku melihat apa yang kamu lakukan jika berada di posisi-Ku (di posisi yang diduakan)


Lalu kamu hanya bisa diam. …

Kuharap sekarang kamu sadar: bukan dia yang saat ini paling butuh bertobat, kamulah! Bertobatlah, hai musyrik! Jawab panggilan-Nya ini dan kembalilah pada Dia yang paling mengerti dan yang paling menyayangimu!