Orang-orang yang dikenal pintar biasanya tidak sukses. Dan orang yang sukses umumnya tidak dikenal pintar. Setidaknya begitulah yang kudapati terjadi di sekitarku.
Catatan: biasanya ‘pintar’ dan ‘bodoh’ kugunakan sebagai ukuran bagi daya nalar atau kecepatan belajar tapi dalam tulisan ini keduanya kugunakan untuk menyatakan banyak/sedikitnya pengetahuan.
Tidak suksesnya orang-orang pintar itu mungkin disebabkan karena mereka tidak pernah memulai. Saat ditawari usaha ini atau itu, mereka bilang segmen pasarnya terlalu sempit, persaingannya terlalu ketat atau daya beli masyarakat sedang lemah. Singkatnya, mereka terlalu banyak tahu sehingga mereka terlalu takut untuk memulai.
Jadi, benarkah seseorang jadi makin penakut saat ia makin banyak tahu?
Kukira ada benarnya. Dulu Bobby bukanlah anak yang penakut. Tapi kemarin dia nonton bioskop bersama teman-temannya dan jadi tahu bahwa: 1) rumah yang tampak kosong bisa saja sebenarnya penuh dengan penghuni yang tidak terlihat. 2) arwah yang merasa terganggu dengan kehadiran kita bisa saja mengganggu atau mencelakakan agar kita merasa tidak nyaman. 3) hanya seorang dukun yang berkuasa mengusir arwah gentayangan dari suatu rumah. Sejak itu, Bobby tidak berani lagi ke kamar mandi sendirian malam-malam. Meskipun semua pengetahuan yang baru Bobby dapatkan itu salah, pengetahuan itu tetap saja menjadikan Bobby seorang yang lebih penakut.
Cindy mempunyai bapak seorang polisi dan tiga orang abang yang keras dan tidak kenal kompromi. Setiap kali seorang laki-laki mencoba mendekatinya, Cindy langsung jelaskan soal bapak dan tiga orang abang yang dimilikinya itu, kecuali pada Bobby. Ketidaktahuan Bobby akan resiko lebam-lebam dan babak belur yang sedang dihadapinya, membuat Bobby santai saja menyatakan perasaannya pada Cindy. Bobby sama sekali tidak takut. Kenapa? Karena ia tidak tahu.
Jadi, kukira valid. Makin banyak seseorang tahu, makin penakut ia jadinya. Dan itu membuatku bertanya-tanya, apakah penyiaran berita kriminal di televisi nasional dulu memang dimaksudkan agar masyarakat senantiasa merasa takut dan akhirnya dapat lebih mudah dikendalikan?
Baca juga: Tidak Bisa Dibeli
Nabi bersabda: “Andai kalian mengetahui apa yang aku ketahui, maka kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” (HR. Bukhari)
Sabda Nabi itu berarti seseorang perlu cukup bodoh untuk bisa bersantai. Jika kamu tidak pernah lalai dari hakikat kehidupan dunia ini, pastilah kamu tak sempat untuk bersantai dan tertawa. Tapi bahasa Nabi tentu jauh lebih lembut dari pengaturan bahasaku. Lebih jauh, Allah pun menegaskan:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ وَٱلدَّوَآبِّ وَٱلْأَنْعَٰمِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهُۥ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir: 28)
Jika seseorang tidak tahu siapa itu Allah, apa jabatan-Nya, seberapa besar kuasa-Nya atau apa-apa saja yang dapat dilakukan-Nya, tidak heran dia tidak takut kepada Allah. Jika kamu lebih banyak tahu tentang kesukaan dan ketidaksukaan bosmu serta apa-apa saja hak yang dimilikinya atas status kepegawaianmu, tidak heran kamu lebih takut kepada bosmu ketimbang siapapun selain dia.
Sekarang, janganlah kamu heran melihat bagaimana para ahli maksiat bisa sedemikian berani pada neraka tapi sedemikian takut diviralkan. Itu semua soal pengetahuan. Dan jangan pula kamu heran melihat bagaimana teman-temanmu yang sudah hijrah itu berani meninggalkan pekerjaan lama mereka. Itu semua soal pengetahuan.
Dengan semua pemahaman ini, sekarang kamu punya cara baru untuk terlihat tawadhu’. Alih-alih berkata: “aku ini tidak tahu apa-apa” katakan saja “aku ini tidak takut kepada apapun.” Hanya orang yang tidak tahu apa-apa yang tidak takut kepada apapun, kan? Haha...
Terakhir, tanyakan pada dirimu sendiri: tentang apa kamu ingin memperbanyak pengetahuan? Tentang pocong, ketiadaan duit, atau tentang Dia?