Dalam tulisan sebelumnya telah kita bahas apa itu Iman dan Islam serta mana yang lebih dulu dan mana yang lebih penting di antara keduanya. ...

Perbedaan Muslim, Mukmin, Muhsin dan Muttaqin

tanpa iman mayat hidup tanpa amal gila

Dalam tulisan sebelumnya telah kita bahas apa itu Iman dan Islam serta mana yang lebih dulu dan mana yang lebih penting di antara keduanya. Hari ini kita akan coba mengenal lebih dalam orangnya, yakni: muslimnya, mukminnya serta muhsin, mukhlis dan muttaqin.


Muslim adalah sebutan untuk orang yang ber-Islam dimana Islam artinya adalah patuh/tunduk. Semua rukun Islam dapat disaksikan panca indera. Kamu dapat dengan mudah menyebut seseorang muslim atau tidak. Karena semua itu terlihat nyata dalam perilakunya. Hanya saja, orang yang patuh/tunduk pada perintah Allah pada lahirnya mungkin saja bukan seorang beriman (mukmin).

Mukmin adalah sebutan untuk orang ber-Iman, dimana Iman artinya percaya. Banyak diantara muslim yang sebenarnya di dalam hati masih ragu terhadap agamanya. Bahkan ada yang benar-benar tidak percaya, mereka ini disebut orang munafik. Semua rukun Iman masuk dalam ranah kepercayaan. Itu artinya kamu tidak dapat mengukur tingkat keimanan orang lain. Kamu hanya dapat mengukur dirimu sendiri apakah kamu alladzina amanu, al-mukminin atau jangan-jangan orang munafik. Tapi salah satu ciri mukmin adalah mereka yang selalu mencurigai kemunafikan dalam dirinya dan ciri orang munafik adalah orang yang merasa aman dari kemunafikan dirinya.

Setelah menjadi mukmin, untuk mendapatkan manfaat dari petunjuk (Al-Qur'an) yang Allah turunkan seseorang harus menjadi seorang

Muttaqin yakni orang yang bertaqwa. Maksudnya adalah bertaqwa kepada Allah dan Hari Penghakiman. Taqwa berarti takut yang disertai persiapan untuk menghadapi hal yang ditakuti itu. Definisinya telah disebutkan dengan jelas dalam surah Al-Baqarah 2–4. Yaitu orang yang percaya ada hal-hal yang di luar pengetahuannya, senantiasa menjalin hubungan baik (dengan Allah maupun manusia) serta senang berbagi apa yang didapatkannya.

Secara garis besar dapat kita katakan bahwa mereka ini adalah orang beriman yang melakukan amal-amal baik. Karena sungguh ada orang beriman yang bergelimang dosa. Dia masih masuk dalam orang yang disebutkan Nabi, "jika kebaikanmu menyenangkanmu dan keburukanmu menyedihkanmu maka kamu masih termasuk orang beriman" tapi dia belum meninggalkan dosanya itu. Adapun muttaqin mereka ini sudah menjadi mukmin yang lebih baik dari itu.

Muhsin adalah sebutan untuk orang yang ber-Ihsan. Ihsan itu artinya baik. Maksudnya ia melakukan segala sesuatu seolah melihat Allah secara langsung, kalaupun tak sampai ke tahap itu ia selalu yakin sedang dilihat oleh Allah. Orang macam ini bukan lagi sekadar berjual beli dengan Allah tapi taat kepadanya seperti kekasih mengikuti keinginan kekasihnya. Bagus sekali kan? Itulah sebabnya disebut Ihsan.

Mukhlis adalah sebutan untuk orang yang Ikhlas. Ikhlas artinya kosong setelah sebelumnya berisi sesuatu. Maksudnya orang seperti ini tidak memiliki maksud lain dalam hatinya. Ketika melakukan ketaatan orang ini tidak ingin dipuji orang lain seperti orang munafik, juga tidak ingin mendapatkan surga seperti orang muttaqin. Kosong dari segala pengharapan.

Allah adalah Dzat Maha Besar yang kebesarannya tak mampu ditanggung langit dan bumi tapi Dia berkata bahwa Dia telah menjadikan hati orang beriman satu-satunya wadah yang mampu menanggungnya. Konyolnya, kita malah penuh sesaki satu-satunya tempat yang dipandang-Nya pantas itu dengan anak dan istri kita kemudian kita suruh Sang Raja Diraja duduk di sisa-sisa tempat di sudut hati kita. Jika dengan anak kita saja Sang Raja enggan untuk bersukutu/berkongsi, bagaimana menurutmu jika kita meminta-Nya bersanding dengan kotoran-kotoran yang kita sebut harta benda dunia?

Itulah sebabnya kita diminta untuk menjadi seorang mukhlis, yakni orang yang terus berupaya mengosongkan hati. Karena hanya setelah hati itu kosonglah Dia “tampak”. Sedikit kotoran di cermin mungkin tidak berpengaruh besar terhadap gambarnya tapi Dia tidak akan “terlihat” hingga cermin hati itu dibersihkan sebersih-bersihnya (mukhlas).

Saya sendiri tidak dapat membedakan mukhlis ini dari muhsin. Itu sebabnya saya tidak katakan tingkatan ini yang lebih tinggi dari muhsin. Ke tingkatan inilah hendaknya kita senantiasa berusaha.

Lalu, mungkin kamu bertanya-tanya mengapa untuk tulisan seperti ini aku menyematkan ilustrasi Plant Vs Zombie. Itu karena tanpa iman seseorang tak ubahnya seperti mayat hidup (zombie) dan orang beriman yang tidak beramal tak ubahnya seperti orang gila (crazy dave). Just my fifty cents