Ketika Mustafa Kemal memutuskan untuk mencabut Islam dari hati setiap muslim di Turki 100 tahun lalu, ia memulainya dengan mengubah bahasa n...

Salam - Bukan Lagi Hiasan Lisan

beo ngucapin assalamualaikum tanpa tahu maknanya

Ketika Mustafa Kemal memutuskan untuk mencabut Islam dari hati setiap muslim di Turki 100 tahun lalu, ia memulainya dengan mengubah bahasa nasional negaranya dari bahasa Arab menjadi bahasa lokal Turki. Orang-orang yang terbiasa berbicara bahasa Arab dan mendengar adzan bahasa Arab pada masa itu mungkin kesal dan melakukan perlawanan tapi itu hanya dapat berlangsung sampai mereka mati. Adapun orang-orang yang lahir 20-30 tahun setelahnya, sama seperti kita:
  • Tidak mengerti maksud panggilan adzan
  • Tidak memahami satu pelajaran apapun ketika Al-Qur’an diperdengarkan
  • Tidak merasakan getaran apapun ketika berdiri, rukuk atau sujud dalam shalat
  • Tidak benar-benar mengingat Allah ketika mengucap tahmid, istigfar, istirja’
  • Tidak benar-benar mengharapkan keselamatan saudara ketika mengucap salam.
  • dst
Keadaan kita bahkan menjadi lebih parah karena getaran itu menjadi semakin lemah dari generasi ke generasi. Dan ketika getaran itu telah menjadi sedemikian lemah, jadilah kita ini seperti dekorasi pelaminan. Tampak seperti singgasana yang indah tapi sebenarnya hanya gabus kosong yang gampang roboh.

Terlihat indah karena dari luar kita masih tampak menyebut bismillah, alhamdulillah, subhanallah, astagfirullah. Sangat lemah karena hanya dengan satu jentikan jari, ucapan-ucapan itu dapat dicabut dari lisan orang yang tak tahu arah. Persis seperti tercabutnya jutaan muslim dari masjid-masjid mereka karena lemahnya hubungan hati mereka dengan masjid.

Karena itu, maukah kamu membantuku mengembalikan getaran itu ke dalam hati umat ini?

Tujuanku sekali ini sederhana, aku hanya berharap lewat tulisan-tulisan ini orang-orang akan jujur ketika mereka mengucapkan salam. Itu berarti: mereka tidak lagi seperti burung beo yang fasih dalam pengucapan tapi sama sekali tidak punya niatan baik apapun pada orang yang ia beri salam. Itu berarti: selain mengharapkan keselamatan bagi orang yang mereka beri salam, mereka juga menjamin keselamatan orang-orang itu dari diri mereka sendiri. Itu berarti: kita akan berhenti mengusili, menusuk, memfitnah, mengghibah siapapun yang kita beri salam.

Dan tidak hanya salam
- Jujur ketika membaca bismillah
- Jujur ketika mengucap alhamdulillah
- Jujur ketika mengucap inna lillahi wa inna ilaihi raji’un
- Jujur ketika mengucap istigfar
- Jujur ketika membaca audzu billahi minasy syaithanir rajim
- Jujur ketika mengucap laa haula wa laa quwwata illa billah
- Jujur ketika mengucap hasbiyallah
- Jujur ketika mengucap subhanallah
- Jujur ketika mengucap masyaallah
- Jujur ketika mengucap Allahu akbar

Dan yang pamungkasnya jujur ketika mengucap Laa ilaha illa Allah Muhammadur rasulullah. 

Mohon diingat, semua ini bukan dimaksudkan agar kamu mengurangi intensitas semua kalimat baik yang telah kamu biasakan ini tapi agar semua kebiasaan baik itu didukung dengan niat yang benar-benar baik dari dalam. Adakah yang haus? Adakah yang menunggu?